Tiwi Mardewi tercengang, mengetahui betapa murah meriahnya aksesoris dan berbagai barang di Pasar Asemka. "Seumur hidup, baru kali ini saya ke sini," ujarnya. Dia berhenti sejenak, mengagumi sebuah tumbler (wadah air minum) di pinggir jalan. Namun tidak jadi membelinya, karena bersama rombongan komunitas Pemakai Angkutan Umum (Pemangku) dia dalam perjalanan "City Tour" alias piknik dalam kota, bukan untuk keperluan belanja-belanji. "Kelak saya kembali ke sini ," kata penduduk Jakarta ini.
"Banyak sudut sudut kota yang indah di Jakarta, yang bahkan belum dijelajahi oleh penduduknya sendiri, " katanya.
Namun hasrat belanja, karena menemukan "barang aneh," tak bisa dibendung, di beberapa tempat. Di Pertokoan Glodok misalnya, anggota rombongan berhamburan masuk ke berbagai toko obat cina yang berderet di sana. Ada yang membeli obat gosok, obat herbal dan berbagai obat lainnya.
Maklum, umumnya peserta jalan jalan ini sudah sepuh, rata rata di atas 60 tahun. Kebutuhan obat makin tinggi. Pada perjalanan komunitas yang sudah berusia 2 tahun ini, kemudian banyak yang berusia lebih muda ikut bergabung. Salah seorang anggota kehormatan adalah Setyo, kakek berusia 80 tahun, yang masih berjalan tegap dan gagah.
Kendati paling sepuh, Setyo tidak pernah tertinggal dalam perjalanan panjang ini. "Kegiatan seperti ini justru yang membuat saya tetap sehat," Â ujarnya. Semangatnya luar biasa, tak mau kalah dia pun berpose sendiri bergaya milenial. Sulit orang selewat menebak umur sesungguhnya.
Sementara yang lain lebih memilih menyerbu manisan buah kana, buah plum, Â permen manisan koin. Dicampur-campur berbagai manisan ini bisa dibeli seharga 15 ribu satu ons. Jenis -jenis manisan eksotik Cina rupanya bertebaran di tempat ini, namun menjadi barang langka di tempat tempat lainnya di Jakarta.
Tempat ini juga merupakan "base camp" anggota komunitas bertemu atau mengadakan rapat untuk menentukan perjalanan selanjutnya. Diawali icip-icip kue pukis, menunggu  semua rombongan komplit, kemudian perjalanan  dimulai dengan menggunakan TransJakarta arah Stasiun Kota. Turun di Glodok tempat etape pertama dimulai.Â
Kendati tema piknik dalam kota ini dibarengi dengan tema kuliner, namun item diet bagi kesehatan tetap diutamakan.Semua jenis makanan sekedar icip icip, hingga tiba makan besar  sebenarnya, berupa Sup Kepala Ikan di RM Makan Sedap Sari di Jalan Gorontalo  Tanjung Priok, sebagai tujuan akhir. Â
Selain untuk Sup Kepala Ikan, Sapo Tahu, Tahu tepung, Sayur Toge dan Sayur Caisim,  uang saweran termasuk untuk  makan pempek, krupuk Palembang, dan minum air jahe tumbuk dan berbagai makanan rebusan seperti pisang, ubi, singkong. Penganan rebusan dan minuman jahe tumbuk plus gula merah, diperoleh di warung depan stasiun Tanjung Priok, menjelang pulang.
Dan melihat banyaknya jenis makanan, semua anggota paham, mengapa setiap porsi harus dibagi dua antar peserta, agar menyisakan ruang kosong di perut bagi makanan berikutnya.
Mereka beruntung, cuaca memihak mereka. Angin sejuk, udara mendung saat itu menemani sepanjang hari perjalanan hari ini. (Uci Anwar)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H