"Boleh nambah ya," tanya Inge (71) tahun, penduduk Kota Bogor pada temannya, Maria (75) tahun. Lalu dia meletakkan mangkok plastiknya yang sudah kosong, beranjak bangkit mengambil lagi semangkok toge goreng. Matahari sudah tepat di atas kepala, puluhan mangkok toge goreng masih tersedia untuk pengunjung. Inge dan Maria, sengaja datang ke BTM (Bogor Trade Mall) hari ini , 17 Juli 2019, untuk menikmati Toge goreng gratis yang disediakan oleh panitia festival Toge Goreng, terkait rangkaian acara Hari Jadi Bogor ke 537.
Untuk menyediakan ribuan mangkok ini, Affan bersama timnya bekerja keras sejak sore kemaren. "Kami persiapkan bahan dan masak mulai asyar kemarin (16 Juli 2019), hingga selesai tadi subuh, jam tiga ," katanya. Dikerjakan dengan tim chef yang berjumlah 15 orang.
Karena penyajian begitu banyak, terkadang ada pula porsi yang terlewat tanpa bumbu, inilah menjadi salah satu tugas para chef, melakukan quality control. Hasilnya, banyak pengunjung memuji, bahkan minta tambah porsi.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor , yang membuka acara tersebut, Shahlan Rasyidi,SE MM, menyebutkan pihak pemerintah Bogor memang terus bergiat untuk melestarikan kuliner jadul Bogor, "Setiap ada acara di kantor, juga acara yang mengundang tamu kenegaraan, kami selalu menyajikan kuliner khas Bogor. " katanya.
Menurut Shahlan, kota Bogor kaya akan kuliner jadul, seperti Soto Kuning, Doclang, Soto Mie, Toge Goreng, Asinan, Laksa, Lumpia Basah dan masih banyak lagi.
Jenis kuliner modern pun lahir dari tangan tangan kreatif di kota hujan ini. Sambil terus mengembangkan varian kuliner, pihak pemerintah mengawal kelestarian makanan tradisinal warisan leluhur.
"Insyaallah tahun depan kami akan mengadakan festival Doclang " katanya. Doclang adalah sejenis kupat tahu khas bogor. Tahun sebelumnya, di Botani Square Bogor, Laksa Bogor lah yang ditampilkan dan disajikan gratis pula.