Mohon tunggu...
uchy woen
uchy woen Mohon Tunggu... Lainnya - ASN

hobby membaca dan nonton

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Profesi Guru yang Tak Selalu Dipandang Mulia

16 Desember 2023   05:24 Diperbarui: 16 Desember 2023   05:27 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Profesi Guru Yang Tak Selalu Dipandang Mulia

Tulisan ini seharusnya selesai tepat waktu, tetapi tiba-tiba kurang sehat, akhirnya tulisan ini harus berhenti sejenak. Tetapi puji Tuhan kembali fit dan saya dapat menyelesaikan tulisannya. Tidak ada kata terlambat untuk mengucapkan selamat Hari Guru. Karena bagi saya setiap hari adalah Hari Guru, bagi Guru-guru yang hebat dan luar biasa.

Pagi itu saya berkemas untuk menuju tempat kegiatan, karena hari itu ada undangan yudisium bagi mahasiswa kesehatan. Saya lupa kalau hari itu tanggal 25 November 2023 merupakan Hari Guru, salah satu teman kerja saya mengingatkan saya dengan ucapan selamat hari guru lewat pesan di WA, saya menyampaikan ucapan terimakasih atas ucapan tersebut, dan juga pesan dari teman2 kuliah yang sudah menjadi guru, baru saya sadar bahwa hari itu adalah Hari Guru Nasional. Dan akhirnya sayapun balik mengirimkan pesan ke pada teman2 seangkatan saat kuliah dan juga guru-guru yang lain. Saya mensuport mereka dengan pesan saya di WA. "Sukses dalam mengajar mencerdaskan anak bangsa. Teruslah belajar bersabar, menjadi guru kreatif dan penuh inovasi". Sebuah ungkapan yang umum dan terkesan Nasionalis yang sudah biasa orang ungkapkan atau sudah biasa kita dengar. Ya ungkapan yang umum tetapi sangat dalam maknanya. Di saat sebagian orang tidak menyukai profesi guru, disitulah guru-guru yang ada sekarang harus berbangga karena tidak semua orang mau menjadi guru. Guru itu adalah orang yang luar biasa, Guru yang hebat bisa mendidik anak orang lain menjadi pintar. Profesi yang sangat mulia.

Mengingat pengalaman saya yang sangat tidak menyukai profesi guru karena ada banyak hal yang terbersit dalam pikiran saya ketika nantinya menjadi seorang guru. Menjadi seorang guru harus bisa bertanggung jawab terhadap tumbuh kembang anak. Dan juga siap di tempatkan di mana saja di seluruh pelosok tanah air, tak terkecuali sampai ke daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T). Apakah kita mau, dengan meninggalkan keluarga kita? Hanya guru yang punya kesadaran tinggi, punya kerelaan dan mau berkorban untuk mau ke sana.

Apa itu Guru ?

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Guru adalah "orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar". 

Sebuah profesi yang di amanatkan untuk sebuah tugas mulia yakni mencerdaskan anak-anak bangsa. Yang tentu saja tidak semua orang "bisa" dan "mau" melakukan tugas ini. Ya.. tidak semua bisa, karena profesi guru menuntut adanya keahlian yang didapatkannya melalui pendidikan dan pelatihan khusus dan tentu saja juga memiliki kode etik yang mengikat seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang guru.

juga tidak semua "mau" menjadi guru, karena menjadi seorang guru juga di tuntut adanya kerelaan dan pengorbanan. seperti yang saya tulis di atas, bahwa tidak semua mau rela dan berkorban meninggalkan keluarganya untuk pergi ke daerah yang terpencil dan daerah 3T, hanya seorang guru yang hebat dan punya dedikasi yang tinggi.

Surya Hanafi, dkk (2012:iii) dalam bukunya mengatakan bahwa "kita membutuhkan tenaga-tenaga pendidik yang handal, yang mencurahkan tenaga dan pikirannya untuk mengajar, menuntun, membimbing, bahkan membentuk generasi emas bangsa ini".

Guru Pahlawan Tanpa Tanda Jasa 

Guru merupakan pahlawan tanpa tanda jasa.. ya predikat ini diukur dari melihat pengabdiannya, ketekunan dan kesabarannya  tanpa pamrih, mendidik anak-anak bangsa agar punya kecerdasan, mempersiapkan generasi pemimpin bangsa ini. Dengan predikat yang di sematkan padanya "pahlawan tanpa tanda jasa", tentu  maknanya sangat dalam. walau kita tak sebanding dengan Pahlawan di medan perang yang mengorbankan nyawanya demi kemerdekaan bangsa, tetapi dibandingkan dengan pengorbanan seorang guru, juga tidak bisa di remehkan. Dengan mengorbankan waktu tenaga pikirannya demi untuk mencerdaskan anak bangsa, supaya anak anak generasi pembelajar ini dapat membangun bangsa menjadi lebih baik, lebih maju ke depannya.

"Pemimpin! Guru! Alangkah hebatnya pekerjaan menjadi pemimpin di dalam sekolah, menjadi guru di dalam arti yang spesial, yakni menjadi pembentuk akal dan jiwa anak-anak! Terutama sekali di zaman kebangkitan! Hari kemudiannya manuasia adalah di dalam tangan guru itu, menjadi manusia" (Ir. Soekarno). (profesi guru. profesiguru.org, 09 Februari 2021).14 Des 2023.

ini sepenggal kalimat yang di tulis oleh Bung Karno presiden pertama Republik Indonesia, tentang guru sangat dalam maknanya. bagaimana seorang guru di pandang sebagai sosok yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. bukan hanya sebatas mentransfer pengetahuan, tetapi bagaimana juga seorang guru menumbuhkan atau membentuk karakter seorang anak didik, melalui sikap dan teladan yang di contohkan oleh seorang guru. karena pembiasaan yang baik akan berdampak baik pula bagi anak.

Guru harus mempersiapkan mental 

Dengan kehilangan separuh waktu tidurnya hanya untuk mempersiapkan kerangka pembelajaran buat anak muridnya, dengan harapan supaya materi pelajaran tersebut esok harinya tersampaikan dengan baik, dipahami dan di mengerti oleh anak didiknya. Tetapi juga, seorang guru harus penuh kesabaran, dan tentu ini merupakan ujian tiap hari bagi guru ketika akan masuk kelas menghadapi anak anak dengan berbagai karakternya, dengan berbagai kenakalannya, di sini guru benar benar diuji. Karena itu setiap hari, bukan hanya mempersiapkan bahan ajar tetapi yang sangat penting adalah mempersiapkankan mental bagi guru itu sendiri untuk siap masuk kelas menghadapi para murid. Guru harus selalu ceria, gembira ketika menyampaikan pelajaran kepada anak didiknya.

Apapun permasalahan yang di hadapi, guru tetaplah bersandiwara di depan anak didiknya dengan selalu menampakkan wajah ceria ketika berada di depan kelas.

Beri Apresiasi buat Guru Honorer

Tugas dan tanggungjawab seorang guru sangat berat. Mereka telah memberikan kontribusi yang besar yakni mempersiapan generasi yang akan berdiri menjadi pemimpin-pemimpin di negara ini. Karena itu sudah selayaknya pemerintah memberikan apresiasi bagi mereka.

Tetapi apresiasi yang di berikan oleh pemerintah terutama kepada guru-guru Honorer yang berjuang  mencerdaskan anak bangsa upah atau honor yang mereka terima masih dibawah kata layak di bawah UMR Provinsi. Okelah bagi guru-guru yang sudah PNS karena mereka sudah menerima Tunjangan Sertifikasi Guru kesejahteraan mereka sudah terjamin. Tetapi bagaimana mereka yang masih honor dan sudah menghabiskan usia mereka di tengah pengabdian sebagai tenaga pengajar. Banyak guru-guru tersebut belum terserap masuk PPPK, apalagi dengan adanya  tes online dengan ketentuan passing grade, tentulah guru-guru yang sudah umur (40-50 tahun) kalah dengan guru-guru pendatang baru yang usianya masih 23 tahun.  Apalgi ilmu pengetahuan tidak pernah di upgrade karena di tempat mengajar  jaringan internet saja misalnya tidak ada, bagaimana juga mau meningkatkan kompetensi mereka kalau gaji yang mereka terima, makan saja hampir tidak cukup. Tetapi mereka masih punya semangat untuk bersedia pergi di daerah terpencil untuk mengajar. Mereka sangat iklas menjalankan tugas.

Sangat penting pemerintah untuk memperhatikan supaya guru-guru yang sudah mengabdi puluhan tahun di prioritaskan dalam pengangkatan PPPK, mereka kan sudah teruji puluhan tahun  mengabdi kalau perlu mereka langsung diangkat saja tidak harus mengikuti tes lagi. Sangat penting untuk mempetakan  usia dan juga masa pengabdian yang sudah puluhan tahun.

Simpulan 

Tugas dan tanggung jawab guru  bukan hanya mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi mendidik juga erat kaitannya dengan pengembangan karakter peserta didik dimana  guru bertugas memberi pengawasan, dorongan dan bimbingan, juga bertugas untuk mendisiplinkan anak agar anak patuh punya aturan, etika.  Dipundak merekalah di pertaruhkan masa depan anak-anak bangsa ini. Anak-anak gerenerasi yang kelak akan berdiri menjadi pemimpin-pemimpin bangsa ini yang mempunyai  etika dan akhlak.

Karena tugas guru sangat penting dan berat tentu juga berimbang dengan kompensasi yang harusnya mereka dapat terutama bagi guru-guru honorer yang bersedia di tempatkan di daerah terpencil.  saatnya pemerintah untuk memperhatikan dan memberi mereka apresiasi. Jika mereka di tuntut untuk mengajar maksimal itu berarti juga perlu di perhatikan kesejahteraan guru-guru honorer tersebut.

Selamat Hari Guru. Tetaplah semangat guru-guru Honorer. Pengabdian tanpa batas.

Written by:Lusiana, 16.12.2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun