Mohon tunggu...
Uchan dug
Uchan dug Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Pascasarjana UIN Banten

langkah awal untuk bisa berkarya dalam tulisan, mungkin ini akan menjadi wadah tentang tugas kampus saya dan cerita kehidupan saya, dan interpretasi terhadap lingkungan sekitar

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik Dinasti: Ketika Darah Lebih Tebal dari Demokrasi

31 Agustus 2024   04:24 Diperbarui: 31 Agustus 2024   04:24 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrai dibuat pribadi dari Canva


Politik Dinasti: Hak Konstitusional atau Ancaman Demokrasi?

Politik dinasti memang menjadi paradoks besar di negeri ini. Di satu sisi, hak untuk maju sebagai calon kepala daerah adalah hak konstitusional yang dijamin oleh Undang-Undang Dasar. Namun, di sisi lain, politik dinasti menggerus nilai-nilai demokrasi yang seharusnya menjadi landasan pemerintahan yang sehat. Demokrasi, yang idealnya mempromosikan meritokrasi, kini tampak lebih seperti permainan keluarga.

Kita hanya bisa berharap, suatu hari nanti, politik dinasti ini akan menemukan batasannya. Bahwa mungkin, suatu saat suara rakyat akan kembali menjadi penentu utama, dan panggung demokrasi akan benar-benar menjadi milik semua orang, bukan hanya segelintir keluarga terpilih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun