Dan antara satu hingga dua bulan adalah waktu yang dipergunakan sebagai waktu penangkapan ikan. Karena sarana penunjang dan lamanya waktu tempuh maka ikan-ikan yang mereka peroleh diolah melalui proses pengeringan atau diolah untuk menjadi jenis lauk ikan asin. Sekali waktu ikan-ikan olahan tersebut dijual/lelang di pulau-pulau terdekat dengan lokasi tangkapan.
Memasuki tahun 90-an, NGAWA sudah tidak banyak yang meminati. Pun perahu-perahu yang digunakannya juga sudah mulai jarang dijumpai. Masyarakat nelayan mulai berpindah menggunakan mesin, alat tangkap jaring, dan teknik olahan ikan secara pengawetan dengan sarana peti pendingin (saat itu masih menggunakan es balok). Perahunya pun yang pada saat itu tren adalah perahu jenis sope dengan berbagai ukuran.
Batur BudDer, demikian ringkas literasi tentang NGAWA. Adapun netizen yang mau berbagi baik dengan cara menambahkan ataupun koreksi kami persilahkan untuk menuliskannya di kolom komentar. Salam Budaya, Salam Berbagi!....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H