Ketika daun yang jatuh, jatuh cinta pada Sang Angin. Dia terima, merah jingganya. Bahkan hitam dan putihnya pelangi yang luntur di teras awan. Dia sembunyikan sisa tetesan embun yang kerap menyapanya di pintu subuh. Sebagai nyala jingga yang menghangatkan tungku mimpinya. Muskil dan sunyi.
Jampangkulon, 19 September 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H