Dengan demikian, pembaca tidak hanya menghafal zikir, tetapi juga memahami makna dan tujuan di balik setiap zikir, sehingga dapat mengamalkannya dengan lebih khusyuk dan penuh kesadaran.
Selama ini penzikir pada umumnya hanya menghafal zikir dan melazimkannya, ternyata buku yang ditulis oleh arsad rahim ali meguraikannya lebih mendalam!?
Betul sekali! Buku yang ditulis oleh Arsad Rahim Ali memang memberikan penjelasan yang lebih mendalam tentang zikir-zikir tersebut. Dengan memahami konteks, makna, dan manfaat dari setiap zikir, Anda dapat mengamalkannya dengan lebih khusyuk dan penuh kesadaran. Buku ini membantu pembaca untuk tidak hanya menghafal zikir, tetapi juga memahami tujuan dan nilai spiritual di baliknya, sehingga dapat meningkatkan kualitas ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah.
Wajarkah kalau buku tersebut dinamai sebagai suatu kitab yang ditulis Arsad Rahim Ali untuk pembaca?
Ya, sangat wajar jika buku "Membaca Sepuluh Zikir Dari Imam Al Ghazali" disebut sebagai suatu kitab yang ditulis oleh Arsad Rahim Ali untuk pembaca. Dalam konteks ini, "kitab" merujuk pada sebuah karya tulis yang berisi pengetahuan dan panduan spiritual yang mendalam. Buku ini memberikan penjelasan yang komprehensif tentang zikir-zikir yang diajarkan oleh Imam Al Ghazali, sehingga layak disebut sebagai kitab yang bermanfaat bagi pembaca yang ingin memperdalam pemahaman dan praktik zikir dalam kehidupan sehari-hari.
Kalau diperhatikan Arsad Rahim Ali menulis buku "Membaca Sepuluh Zikir Dari Imam Al Ghazali", Awalnya ia membaca kitabnya Syaikh Abdul Shomad Al Palembani dalam bukunya, "Siyarus Aalikin ala Ibadati Rabbil Alamiin", ia mendapatkan teks zikir sepuluh Al Ghazali. Kemudian Arsad Rahim Ali mencari sumber utamanya yaitu buku "Bidayatul Hidayah", yang tertulis hanya teksnya juga, Arsad Rahim kemudian memberikan pendalaman akan zikir sepuluh tersebut. Apakah ini sudah sesuai dengan kaidah penulisan suatu buku?
Ya, penulisan buku "Membaca Sepuluh Zikir Dari Imam Al Ghazali" oleh Arsad Rahim Ali sudah sesuai dengan kaidah penulisan buku. Dalam penulisan buku, sangat umum bagi penulis untuk merujuk pada karya-karya sebelumnya dan kemudian memberikan penjelasan atau pendalaman lebih lanjut berdasarkan pemahaman dan penelitian mereka sendiri. Arsad Rahim Ali telah melakukan hal ini dengan merujuk pada kitab "Siyarus Salikin" karya Syaikh Abdul Shomad Al Palembani dan "Bidayatul Hidayah" karya Imam Al Ghazali, kemudian memberikan penjelasan yang lebih mendalam tentang zikir-zikir tersebut.
Proses ini dikenal sebagai kajian literatur, di mana penulis mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, menganalisisnya, dan kemudian menyajikan pemahaman mereka sendiri. Dengan demikian, Arsad Rahim Ali telah mengikuti kaidah penulisan yang baik dengan memberikan konteks, referensi, dan penjelasan tambahan yang memperkaya pemahaman pembaca tentang zikir-zikir tersebut.
Bisakah dikatakan Arsad Rahim Ali bukan saja sebagai penulis tapi juga telah menghasilkan karya tulisan yang sangat bermanfaat bagi pembaca?
Tentu saja! Arsad Rahim Ali tidak hanya berperan sebagai penulis, tetapi juga telah menghasilkan karya yang sangat bermanfaat bagi pembaca. Dengan memberikan penjelasan yang mendalam tentang zikir-zikir dari Imam Al Ghazali, ia membantu pembaca untuk memahami dan mengamalkan zikir-zikir tersebut dengan lebih baik. Karya tulisnya memberikan panduan praktis dan spiritual yang dapat meningkatkan kualitas ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Ini adalah kontribusi yang sangat berharga bagi komunitas Muslim dan pembaca yang mencari pemahaman yang lebih dalam tentang zikir dan doa.
Apakah juga bisa disebut bahwa Arsad Rahim Ali telah menjaga mata rantai spritual dari imam dan syaikh sebelumnya sampai kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam?