Mohon tunggu...
Arsad Rahim Ali
Arsad Rahim Ali Mohon Tunggu... Penulis - Perencana Pembangunan Daerah

Bekerja di bidang perencanaan pembangunan daerah

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Determinasi Kemiskinan di Polewali Mandar

22 Desember 2024   08:53 Diperbarui: 22 Desember 2024   20:52 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari hasil evaluasi pelaksanaan RPJPD 2005-2025 kabupaten Polewali Mandar provinsi Sulawesi Barat sebagai syarat untuk penyusunan RPJPD 2025-2045 kabupaten Polewali Mandar, saya mendapatkan beberapa capaian keberhasilan dan juga capaian kegagalan dari indikator-indikator yang gunakan untuk melihat kinerja pembangunan daerah kabupaten Polewali Mandar.

Ada dua indikator kinerja yang terlihat menunjukkan adanya kegagalan pencapaiannya. Indikator kinerja itu adalah Angka Kemiskinan dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS). Capaian kedua Indikator Kinerja Utama (IKU) ini menunjukkan ketidak capaian target yang ditetapkan. Angka kemiskinan dari awal perencanaan angka kemiskinan sekitar 18% diakhir pelaksanaan tahun 2023 hanya mencapai 15% masih jauh dari yang ditargetkan turun sampai dibawah 8%.

Semenentara itu indikator kinerja Rata-rata Lama Sekolah (RLS)  dari awal perencanaan di tahun 2025, keadaan RLS sebesar 5,8 tahun di akhir tahun 2023 hanya tercapai 7,71 tahun masih dibawah target  capaian pendidikan dasar wajib 9 tahun. Selama 20 tahun pelaksanaan RPJPD melalui RPJMD lima tahunnnya dan RKPD setiap tahunnya, Bupati dan wakil Bupati yang memerintah tidak mampu mengantarkan rakyat dengan pendidikan tamat SMP.

Indikator kinerja Angka Kemiskinan dan RLS hanya berjalan sesuai dengan hirarkinya masing-masing. Angka Kemiskinan berada dalam hirarki perencanaan pembangunan ekonomi daerah dan RLS berada  dalam hirarki perencanaan pendidikan dasar, tidak ada yang bisa mencermati bahwa tingginya pendidikan dapat menurunkan angka kemiskinan.

Melihat fakta dan data selama 20 tahun tidak menunjukkan perubahan sesuai yang diharapkan dari pada indikator kinerja pembangunan lainnya. Saya mencoba medeterminasi dan meregresi kedua indikator dengan pernyataan permasalahan, "Apa ada kaitannya adanya jumlah kemiskinan sebagai variabel dependen dan adanya Rata-rata Lama Sekolah (RLS) sebagai variabel independen?".

Hasilnya adalah  Nilai determinasi kemiskinan di Polewali Mandar yang dijelaskan oleh Rata-rata Lama sekolah adalah  R = 0,76 ini menunjukkan bahwa sebesar 76,% variasi dari nilai regresi dengan nilai rata-rata dari jumlah kemiskinan dapat diuraikan variasinya dari nilai regresi dengan nilai rata-rata variabel independen yaitu RLS. Hanya 24%  yang belum bisa dijelaskan atau dapat dijelaskan oleh faktor lainnya yang belum diketahui.

Sehingga dapat disimpulkan bawah Rata-rata Lama Sekolah berhubungan secara signifikan dengan jumlah kemiskinan di Polewali Mandar (F sign <0,05), yang mana selama 20 tahun pelaksanaan RPJPD melalui pelaksanan RPJMD perlima tahun dan RKPD pertahunnya, dibangun atau berjalan sendiri-sendiri. Sehingga direkomendasi dalam perencanaan pembangunan berikutnya yaitu RPJPD dan RPJMD sangat perlu melihat hubungan peningkatan Rata-rata Lama Sekolah dapat menurukan jumlah kemiskinan yang terjadi di Polewali Mandar.

  • Dari model regresi determinasi kemiskinan di Kabupaten Polewali Mandar
  • JUMLAH KEMISKINAN (jiwa) = 199.325- 17657 x RLS 
  • Jika posisi sekarang RLS (tahun) = 7  tahun maka Jumlah kemiskinan =75.726 jiwa
  • Jika dicapai  RLS (tahun) = 9 tahun maka jumlah kemiskinan = 40.412 jiwa
  • Turun sebesar 46,6 %

Hasil selengkapnya dari hasil kajian saya ini dapat dilihat di sini ;  Policy Paper DETERMINASI KEMISKINAN DI POLEWALI MANDAR; Peran Pendidikan, Kesehatan dan Ekonomi Academia.edu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun