Mohon tunggu...
Yusup maulana
Yusup maulana Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Rahasia Dibalik Sebuah Rencana

3 Januari 2016   18:10 Diperbarui: 3 Januari 2016   19:03 3
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Saya bingung apa yang harus saya tulis, tapi saya sudah menargetkan ketika liburan musim dingin saya akan menulis, tapi alhasil ternyata dalam kepala saya tidak ada satu pun ide yang bisa saya tulis.

saya orangnya perencana, meskipun terkadang apa yang saya rencanakan tidak sesuai dengan yang saya harapkan, tapi setidaknya itu jauh lebih baik dari pada tidak memiliki rencana sama sekali, saya buka akun saya di Kompasiana, saya targetkan dalam jangka waktu 2 bulan saya dapat menulis lima judul, tapi kenyataannya cuman baru ada dua judul, pacar saya pun sebelumnya menantang saya untuk mengikuti lomba tulis yang bertemakan kisah percintaan.

Tentu saya menyanggupinya mengingat saya memiliki banyak waktu libur di musim dingin, tapi rencana hannyalah rencana, sampai saat ini saya bingung apa yang harus saya tulis, meskipun kita semua tahu kalau nulis itu bukan sebuah paksaan, melainkan sebuah kebiasaan baik yang harus dijalankan.

kembali ke pembahasan awal,
'Lah emang pembahasannya apa toh,? dari tadi kan kita cuman mengeluh akan kebingungan dan rencana yang tak ter jalankan,'
sambil menikmati dinginnya udara, dan menikmati hangat nyak kopi di pagi hari, saya mainkan jari ini untuk menulis.

jujur sampai detik ini saya masih belum tahu apa yang harus saya tulis. Beberapa opsi yang bisa saya lakukan :
1. Apakah saya harus membaca dulu tulisannya orang lain untuk mendapatkan ide,
2. Saya harus keluar melawan dinginnya kota Utsunomiya. lalu berjalan-jalan untuk mencari ide dan inspirasi, tapi saya ragu yang akan saya dapatkan antara inspirasi dan indra perasa yang saya hilangkan sejenak karena kedinginan.
3. saya harus chat dengan teman-teman saya, melakukan banyak pembahasan, dan merangkum semua pembahasan itu untuk saya jadikan tulisan, terdengar saya seperti memanfaatkan mereka.

'Sayang besok aku mau ke toko buku temenin ya ?' saya dikagetkan dengan pesan lama yang saya baca kembali, tentunya dari mantan saya.
Ya udah saya ceritain sedikit antara saya, dan rencana saya.

sebelum adanya ajakan dengan panggilan sayang, saya sudah mencurigai satu hal, kalau pacar saya sedang ada maunya, terlihat dari pesan pertama yang dia katakan.
'Pacarku yang paling ganteng, lagi apa sekarang ?'
menerima sms dari pacar saya saya langsung panas dingin,
'Ada apa ini ? Apakah ini ciri-ciri kiamat atau saya dalam pengaruh genjutsu ?, Tolong lepaskan aku dari ilusi ini.' Mungkin terdengar sangat berlebihan, namun itulah yang saya rasakan.
'padahal itu hanya pesan biasa, tapi kenapa harus memberikan resfeck yang begitu luar biasa, Kau ini terlalu berlebihan ' ini yang saya pikirkan sekarang.
tapi waktu itu saya memberikan respons  berlebihan tanpa alasan yang jelas,
beberapa hal janggal yang saya temukan waktu itu dalam pesan dari pacar saya.
pertama 'sekarang lagi apa?', pertanyaan itu muncul ketika kita baru tiga menit berpisah, kita berpisah di depan rumah, saya menyalakan motor lalu pulang, bergetar kaki saya akan suara pesan yang masuk ke dalam HP saya.

kedua, sebutan kalo saya yang paling ganteng, 'saya sadar saya ganteng'. Namun itu kata ibu saya. pacar saya biasa panggil saya' jelek', karena katanya 'jeleknya saya adalah gantengnya saya'
hanya dengan teori itu saja, saya bisa dengan mudah menyimpulkan, jika pacar saya sedang ada maunya, ternyata teori saya benar, dia mau meminta saya nntuk mengantarkan dia ke toko buku. sementara dia tahu kalau besok saya sudah ada janji bertemu dengan teman bisnis saya.

Saat itulah pilihan yang paling tepat harus saya pilih.

Dari beberapa kemungkinan yang saya pikirkan, saya berencana untuk menjemput pacar saya lalu membawa ke tempat pertemuan saya dengan teman saya, setelah beres lalu saya antar dia  ke toko buku.
Seharusnya ini bisa dengan mudah saya kendalikan tapi ternyata semuanya diluar kendali saya.
Pertama saya putus dengan pacar saya, dikarenakan pertemuan saya dengan rekan bisnis saya memakan waktu yang sangat lama, yang menyebabkan toko buku yang akan dikunjungi pacar saya tutup, dan pada akhirnya pacar saya marah-marah dan minta putus.

Kedua hubungan kerjasama antara saya dan rekan bisnis saya tertunda, dikarenakan kelakuan pacar saya yang kurang sopan di saat pembicaraan serius sedang dilakukan.
Hah... itulah saya waktu itu dengan pengalamannya, ya entah bagaimana disebutnya.
Rencana memang perlu, tapi dalam rencana kita dan rencana lain yang menunggu rencana kita untuk bisa digagalkan dengan rencananya akan datang.

Dari pembahasan rencana, kita sudah dibuatkan berpikir dengan beberapa rencananya akan direncanakan.
seperti layaknya tulisan ini, saya tidak tahu apa yang harus saya rencanakan dengan tulisan ini, tapi ternyata saya bisa menuliskan dengan cukup baik.
Jadi percuma kalau kita punya rencana tanpa adanya tindakan, dan jangan takut bertindak karena tidak punya rencana, karna rencana akan terbentuk dalam setiap tindakan yang kita ciptakan.

 

Salam tindakan dari Negri Sakura Jepang..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun