Nadiem Makarim bisa di bilang yang paling fenomenal bagi masyarakat atas penunjukannya sebagai Mendikbud kabinet Indonesia maju. Namanya bagi sebagian masyarakat sudah begitu familiar, dikenal sebagai CEO gojek.Â
Bahkan bagi kaum milenial beliau sebagai salah satu inspirator bagi kaum milenial, namanya bahkan sudah go international, dengan kelebihanya membawa Gojek exspansi ke sebagian kawasan Asean. Dengan segala prestasi yang telah di toreh, patut kiranya kita mengapresiasi nya, bahkan oleh pemerintahan Jokowi-ma'ruf.
Namun melihat kenyataan di lapangan, patut kiranya pemerintahan saat ini tidak melulu "mendewakan" kaum milenial, dengan pembenaran pembenaran oleh pola pikir tuntutan zaman teknologi informasi yang begitu cepat. Indonesia bukan hanya Jakarta, Surabaya, Medan,Makasar dan sebagian kota lain nya.Â
Yang paling dekat dari ibukota Jakarta saat ini ada kabupaten Bogor, kabupaten yangg daerah sebaran wilayah nya mencakup beberapa kecamatan, yang notabene masih butuh sentuhan "kelembutan", atas dasar sumber daya manusia nya yang mungkin tidak bisa kita bandingkan dengan masyarakat Jakarta. Tentu dalam hal ini membutuhkan kerja yang benar-benar ekstra untuk mengejar ketertinggalannya nya.
Dalam hal ini kekurangan kaum milenial di tinjau dari aspek usia, kematangan dalam bersikap, menentukan kebijakan, tidak bisa di samakan dengan pengambilan kebijakan dalam sebuah perusahaan, yang setiap keputusanya berdampak hanya untuk lingkup perusahaan yang di pimpin. Indonesia bukan sebuah perusahaan, setiap kebijakan yang di ambil oleh menteri berdampak luas bagi segenap rakyat indonesia.Â
Oleh sebab itu kontrol dari seorang pemimpin sangat menentukan, presiden tepat kiranya selalu mengawasi dan evaluasi yang continue untuk para pembantunya, Terkhusus menteri milenial, bagai bapak dan anak, SE hebat hebat nya anak tentu seorang bapak tak kan membiarkan nya berjalan sendiri tanpa arah dan tujuan yang jelas.
Presiden Jokowi tentu telah mempertimbangkan dengan matang matang di balik penunjukan nya menteri-menteri milenial dan para staf khusus nya. Yang perlu di ingat para rival politik Jokowi masih wait and see. Yang perlu di ingat jangankan setiap kebijakan, setiap langkah Jokowi pun para rival politik masih mengkoreksi nya.Â
Karena pada dasarnya rival politik Jokowi bukan Prabowo, kalaupun Prabowo rival politik Jokowi tentu jabatan Menteri pertahanan sangat lah kecil buat dirinya. Rival politik Jokowi adalah mereka yang menginginkan Jokowi lengser dari tampuk kepemimpinan.
Oleh sebab itu Jokowi tak bisa sepenuhnya mempercayakan tugas-tugas berat yang di emban oleh para pembantunya dengan mengesampingkan kontrol yang ketat, terlebih buat mereka yang masih berusia muda yang cenderung masih bertahan dengan idealisme jiwa muda mereka, yang cenderung masih "meledak-ledak".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H