Mohon tunggu...
Mubaidi Sulaeman
Mubaidi Sulaeman Mohon Tunggu... Dosen - Peneliti Islamic Studies UIN Sunan Ampel Surabaya

Magister Agama -Dirasah Islamiyah-UIN Sunan Ampel Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Meperingati Hari Janda Sedunia dan Iddah BCL

29 Juni 2020   19:05 Diperbarui: 29 Juni 2020   18:57 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tahukah kalian tanggal 23 Juni merupakan hari peringatan "hari janda sedunia" yang diperingati oleh seluruh dunia?. PBB sendiri baru memperingati hari janda sedunia ini tahun 2011 yang lalu. Penginisiasi hari janda sedunia ini adalah  The Loomba Foundation, yaitu sebuah organisasi non-government dari India yang khusus memperjuangkan hak-hak janda di India, dan mereka telah memperingati hari janda sedunia sejak tanggal 23 Juni 2005.

Pada tahun 2010 peringatan hari janda sedunia telah dilakukan oleh 9 negara yaitu Srilanka, Amerika Serikat, Inggris, Nepal, Suriah, India, Bangladesh, Kenya dan Afrika Selatan.  

Pada tahun yang sama organisasi ini baru mengajukan hari peringatan ini kepada PBB.  Kemudian PBB secara resmi mengadopsi tanggal 23 Juni sebagai hari Janda seluruh dunia pada tanggal 20 Desember 2020. Tanggal 23 Juni dipilih mereka berdasarkan tanggal lahir Shrimati Pushpa Wati Loomba, pendiri The Loomba Foundation, yang telah menjadi janda pada tanggal 23 Juni 1954.

Dalam situs resminya,  PBB mengungkapkan tujuan utama dari peringatan hari janda sedunia ini adalah untuk memberikan perhatian pada suara dan pengalaman para janda demi mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan. 

Dalam buku yang dimiliki oleh The Loomba Foundation berjudul  Invisible, Forgotten Suffers: The Plight of Widows Around The World (2010) mengungkapkan bahwa  di dunia ada sekitar 245 juta janda dan hampir setengahnya, tepatnya 115 juta,  berada di bawah garis kemiskinan dan mengalami dikriminasi dari lingkungannya --bahkan laman resmi PBB mengungkapkan dampak dari pandemic virus corona ini, jumlah janda di dunia menjadi 258 juta dengan perbandingan 1 dari 10 orang janda hidup dalam kondisi kemiskinan yang ekstrem-.    

Di Indonesia pada tanggal 18 Februari 2020 dihebohkan dengan kepergian seorang aktor tampan nan rupawan Ashraf Sinclair,  yang menjadikan BCL sebagai seorang janda. Berita yang tidak terduga ini menghiasi seluruh media massa, baik cetak maupun elektronik- yang ada di negeri berideologi Pancasila ini. 

Di saat seluruh pemerintah dunia bersiap-siap menghadapi badai pandemic covid-19 yang telah menyebar di seluruh dunia. BCL justru dihadapkan duka ditinggalkan oleh suami tercintanya.

Dalam Islam ketika seorang wanita menjanda, ada suatu masa di mana ia tidak diperbolehkan untuk melaksanakan pernikahan setelah suaminya meninggal dunia maupun menalaknya. FYI, masa tunggu untuk dapat diperbolehkan menikah kembali tersebut di sebut 'iddah. Masa 'iddah  bagi janda yang ditinggal oleh suaminya karena meninggal dunia adalah 4 bulan 10 hari.  

Jadi jika Alm. Asraf meninggal pada tanggal 18 Februari 2020, maka masa 'Iddah BCL akan berakhir pada tanggal 29 Juni 2020, dengan syarat BCL tidak sedang mangandung anak dari Alm. Asraf. 

Ibn 'Asyur memberikan alasan mengapa masa 'iddah bagi wanita yang ditinggal mati suaminya ini empat bulan sepuluh hari. Ibn 'Ashur menjawab bahwa masa empat bulan sepuluh hari itu mengikuti masa janin dalam perut bisa bergerak dengan jelas dengan tujuan menjaga nasab suami yang meninggal. Allah menjadikan 'iddah talak melalui quru' - makna lafaz quru' yang memiliki makna bersama antara haid dan suci-.
Karena dalam kondisi ditalak itu, kekosongan rahim bisa diketahui dengan cara quru' tersebut.  Sedangkan ayat yang menerangkan kondisi BCL saat ini adalah QS. al-Baqarah 234 berbunyi:

Orang-orang yang meninggal dunia di antaramu dengan meninggalkan isteri-isteri (hendaklah Para isteri itu) menangguhkan dirinya (ber'iddah) empat bulan sepuluh hari. kemudian apabila telah habis 'iddahnya, Maka tiada dosa bagimu (para wali) membiarkan mereka berbuat terhadap diri mereka menurut yang patut. Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.

Tujuan dari syariat masa 'iddah ini yaitu untuk mengetahui bersihnya rahim sehingga jika diafiliasikan pada al-Daruriyyat al-Khams- lima hal  yang harus diutamakan untuk diselamatkan dan dijaga-, tujuan ini masuk dalam ranah hifz al-nasab (menjaga keturunan).

Sehingga apabila seorang janda ingin menikah lagi tidak ditakutkan sprema dari suami yang meninggal dengan suaminya yang baru tidak bercampur sehingga nasab (keturunannya)  jelas siapa bapaknya.

Di Indonesia, status "janda" memiliki konotasi yang negatif --padahal kalau di negeri Paman Sam "janda" bisa jadi pahlawan lho, black widow contohnya hehehehe-. 

Hal ini karena janda dikonotasikan dengan hal-hal yang penuh sensualitas, yaitu seseorang yang suka menggoda, genit, dan perusak rumah tangga sehingga memunculkan istilah-istilah yang berkembang dimasyarakat seperti "janda genit", "janda kembang", "janda gatal" dan lain sebagainya --tentu BCL tidak akan mendapatkan "label"  demikian jika melihat kehidupannya track record-nya yang jauh dari hingar bingar pergosipan nasional selama ini-.

Bahkan di kehidupan sehari-hari stigma "janda" yang demikian,  dimitoskan dan dikonstruksi oleh budaya populer lewat  lagu dan film yang diproduksi oleh dunia infotaimen kita, contohnya seperti lagu; "Mabuk Janda", "Perawan atau Janda" dan film; Kutunggu Jandamu (2008), Janda Kembang (2009), Mati Muda di Pelukan Janda (2011) dan masih banyak lagi.

Jika menggunakan perspektif Peter L. Berger dan Luckman, melalui budaya populer yang ada masyarakat tersebut, "istilah" janda diinternalisasi kepada masyarakat, kemudian diobjektifasi oleh norma-norma di masyarakat untuk dieksternaliasi kepada pemahaman masyarakat. Sehingga stigma negative tentang "janda" menjadi realitas social di masyarakat yang sulit untuk dibantah -sebelum nanti datang nilai-nilai baru yang menandingi kondisi tersebut-.

 Meski demikian berita tentang berakhirnya masa 'iddah BCL ini tentunya menggembirakan seluruh umat di Indonesia. Bagi kalangan bapak-bapak masa 'iddah BCL ini membuka peluang untuk meminang BCL yang masih cantik dan tetap menarik penampilannya ciiiiiiiieee... --meskipun hanya sebatas dalam angan-angan, emangnya mereka siapa mau meminang BCL? Artis dengan segudang prestasi di dunia film layar lebar Indonesia ini- atau sekedar bahan guyonan di group whatapp dan menjadi anggota ASCMW --asosiasi suami clear message WA- karena takut HP-nya dibaca istri.

Bagi kaum ibu-ibu hal  ini adalah suatu "bahan" pergosipan yang hakiki, baik dengan tebak-tebak siapa nanti yang akan  mampu meluluhkan hati dan pelukan BCL -di mana stok artis duda di Indonesia melimpah ruah, dan akhir-akhir ini sedang trend artis muda mengincar artis janda --hummmzz... who knows?- atau sekedar mulai mengenang masa-masa kehidupan romantis  BCL dengan Alm. Asraf yang jauh dari berita infotainment TV nasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun