Mohon tunggu...
Ubay Dillah
Ubay Dillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

badminton

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cerdas Berkarakter

15 Januari 2024   14:30 Diperbarui: 15 Januari 2024   14:50 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang

            Tanpa pembelajaran tidak akan ada kegiatan pendidikan, sehingga inisiasi kegiatan pendidikan adalah belajar. Proses melalui berbagai pengalaman belajar merupakan kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh pendidik agar peserta didik dapat mengembangkan kemampuan dan ketrampilan nya sebagai landasan kehidupan. Melaksanakan kegiatan dalam suasana belajar tertentu untuk mencapai prestasi pendidikan yang ideal, yaitu menghasilkan kepribadian yang berkepribadian cerdas. Kegiatan pembelajaran yang berkualitas tentunya dilakukan dalam suasana yang positif, dinamis, kompetitif untuk mencapai perubahan baru, dan untuk menghadapi persaingan global yang semakin ketat.

PEMBAHASAN 

B. Pendidikan Karakter Cerdas

            Kepribadian cerdas adalah kemampuan individu dan ciri-ciri pribadi untuk memanipulasi kondisi yang dihadapinya agar berhasil mencapai tujuan dalam standar nilai dan norma yang tinggi. Indikator-indikator tersebut tercermin dari perilaku peserta didik, perilaku tersebut mencerminkan kepribadian yang cerdas yaitu iman dan taqwa, pengendalian diri yang baik, kesabaran, disiplin, kerja keras, ketekunan, tanggung jawab dan kejujuran, sopan dan santun, membela hak; taat peraturan perundang-undangan, Loyalitas, demokrasi, sikap kolektif, musyawarah, gotong royong, toleransi, tertib, damai dan tanpa kekerasan, hemat, konsisten.

            Dalam pembentukan karakter cerdas perlu dikembangkan Panca daya, di antaranya:

  • Daya takwa, Dalam konteks pembinaan spiritual bergerak ke arah pengembangan kecerdasan terkait dengan kekuatan spiritual keagamaan.
  • Daya rasa, arah pengembangan kecerdasan yang berkaitan dengan rasa-pangrasa dalam rangka olah rasa. 
  • Daya karsa, dikembangkan ke arah kecerdasan dalam kaitannya dengan pengembangan kehendak dalam rangka olah karsa. 
  • Daya karya, dikembangkan ke arah kecerdasan dalam kaitannya dengan kemampuan berproduksi dan pengembangan nilai tambah dan penggunaan berbagai instrument dalam rangka olah karya.

Arah dan Aktifitas Pembelajaran:

  • Arah Pembelajaran Visi ; Menumbuhkan peran cerdas siswa agar mereka dapat hidup dalam peran cerdas di segala bidang dan bidang kehidupan.
  • Misi ; Menyelenggarakan pendidikan karakter cerdas berdasarkan kaidah ilmu pendidikan, kondisi praktis dan tindakan praktis yang efektif dan efektif.
  • Aktivitas Pembelajaran Kegiatan belajar adalah upaya pendidikan yang didorong oleh pendidik untuk memungkinkan peserta didik mencapai keberhasilan pendidikan yang diinginkan, yaitu individu yang berakal.

Penerapan Pendidikan Karakter:

        Pendidikan karakter diterapkan dalam pengamalan Pancasila. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai karakter merupakan cerminan dari nilai Pancasila.

1. Ketuhanan Yang Maha Esa 

  • Bangsa Indonesia menyatakan amanah dan dedikasinya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  • Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  • Untuk membangun sikap hormat dan kerjasama antara orang beriman yang percaya pada agama dan mukmin tertinggi dari agama yang berbeda.
  • Mempromosikan keharmonisan antara agama lain dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  • Agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa merupakan masalah hubungan interpersonal dengan Tuhan Yang Maha Esa.
  • Saling menghormati kebebasan saat beribadah menurut agama dan kepercayaan.
  • Tidak suka memaksakan agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa pada orang lain.
  • Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan martabatnya sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

  • Mengakui kesetaraan dan persamaan hak asasi manusia, tetapi tidak mendiskriminasi ras, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, status sosial, warna kulit, dll.
  • Menumbuhkan sikap saling mencintai terhadap sesama manusia
  • Mengembangkan sikap saling mempertimbangkan.
  • Membentuk sikap tidak adil terhadap orang lain.
  • Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
  • Suka melakukan kegiatan kemanusiaan.
  • Berani membela kebenaran dan keadilan.
  • Bangsa Indonesia merasa bahwa ia adalah bagian dari seluruh umat manusia.
  • Membangun sikap hormat dan hormat, dan bekerja sama dengan negara lain.

3. Persatuan Indonesia

  • Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, dan kepentingan serta keamanan negara dan negara sebagai kepentingan bersama diatas kepentingan individu dan kelompok.
  • Mampu dan mau berkorban untuk kepentingan negara dan negara.
  • Memupuk cinta tanah air dan bangsa.
  • Menumbuhkan kebanggaan nasional dan tanah air Indonesia.
  • Menjaga tatanan dunia berdasarkan kebebasan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
  • Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bineka Tunggal Ika.
  • Mendorong asosiasi untuk mencapai persatuan dan kesatuan nasional.

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam-Permusyawaratan Perwakilan

  • Sebagai warga negara dan warga negara sosial, setiap orang Indonesia memiliki status, hak dan kewajiban yang sama Jangan biarkan kemauan membebani orang lain.
  • Memprioritaskan saat membuat keputusan untuk kebaikan bersama.
  • Menghormati dan mempertahankan setiap keputusan yang diambil sebagai hasil musyawarah.
  • Tulus dan bertanggung jawab, menerima dan melaksanakan hasil musyawarah.
  • Menempatkan kepentingan bersama di atas kepentingan individu dan kolektif dalam musyawarah.
  • Musyawarah memiliki akal sehat dan mengikuti hati nurani yang luhur.
  • Keputusan yang diambil harus bertanggung jawab secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjaga harkat dan martabat manusia, serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan yang mengutamakan kepentingan bersama persatuan dan kesatuan.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

  • Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
  • Mengembangkan sikap adil kepada sesama.
  • Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
  • Menghormati hak orang lain.
  • Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
  • Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
  • Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan bergaya hidup mewah.
  • Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
  • Suka bekerja keras.
  • Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
  • Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
  • Mengembangkan perbuatan yang luhur, mencerminkan sikap dan suasana kerabat serta gotong royong.
  • Membangun sikap yang adil terhadap orang lain o Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
  • Menghormati hak orang lain.
  • Suka membantu orang lain agar bisa mandiri.
  • Jangan menggunakan hak milik untuk bisnis yang memeras orang lain.
  • Jangan menggunakan hak milik untuk gaya hidup mewah.
  • Jangan menggunakan hak milik untuk konflik atau merusak kepentingan publik.
  • Cinta kerja.
  • Suka menghargai pekerjaan orang lain, yang kondusif untuk kemajuan dan kesejahteraan bersama.
  • Suka melakukan kegiatan untuk mencapai kemajuan yang adil dan keadilan sosial.

KESIMPULAN

  Penutup

  •             Nilai-nilai karakter cerdas merupakan nilai-nilai kemanusiaan secara hakiki yang ter-pancarkan dari kesejatian manusia. Meskipun secara potensial nilai-nilai karakter cerdas itu sudah ada pada diri setiap individu manusia. Namun realisasinya dalam bentuk kualitas pribadi yang berkarakter-cerdas tidak dengan sendirinya terjadi. Upaya pendidikan sesungguhnya merupakan wahana yang paling utama untuk mengembangkan membina karakter-cerdas pada diri pribadi manusia.  
  •    Oleh karena itu, di satu sisi, perlu untuk mengoordinasikan pekerjaan pendidikan teoritis, praktis dan praktis dalam konteks membangun peran kecerdasan bersama. Sedangkan menara pengembangan pendidikan karakter dalam hal ini adalah budi pekerti yang dibina melalui pendidikan yang ditujukan kepada setiap peserta didik, dan hasil belajarnya akan terakumulasi dalam jiwa Pancasila untuk membentuk keluarga yang berakhlak berakhlak mulia. Persatuan masyarakat dan bangsa. Dengan kata lain melalui pendidikan yang berpusat pada siswa untuk mewujudkan pengembangan kepribadian cerdas bangsa. Dalam pembangunan menara pendidikan karakter, orang-orang yang berkarakter cerdas akan mampu hidup berkarakter kuat berdasarkan martabat kemanusiaan.

NAMA :ubay dillah 

NIM     :132310195

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun