Mohon tunggu...
Ubay Al Rasyid
Ubay Al Rasyid Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hobi saya bermain games dan memancing

Selanjutnya

Tutup

Seni

Westernisasi Jadi Hal yang Dinormalisasi Oleh Masyarakat Indonesia

19 Desember 2024   19:00 Diperbarui: 19 Desember 2024   19:00 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Eksplorasi karya tanah air

Mengeksplorasi karya-karya buatan tanah air dapat dilakukan untuk menghindari sifat konsumtif akan barang-barang luar negeri. Ada banyak sekal usaha lokal yang digerakkan oleh masyarakat yang tentunya menghasilkan barang tidak kalah menarik dengan barang luar negeri. Selain itu, mengeksplorasi karya tanah air, artinya kita juga menjunjung tinggi tanah air dan meningkatkan kecintaan kita terhadap tanah air. Selain itu, dengan mendukung dan menggunakan produk lokal, kita juga mendukung program UKMN dan men-sejahterahkan perkembangan ekonomi di Indonesia.

2. Menghindari sikap FOMO (Fear Of Missing Out)

Munculnya sikap FOMO menjadi masalah besar bagi kehidupan masyarakat di Indonesia. Sikap FOMO atuu fear of missing out ini dapat menjadi ancaman serius apabila terus-menerus dibiarkan begitu saja. Keinginan untuk terus mengikuti kejadian hits kebanyakan didasari oleh perkembangan tren luar negeri yang akhirnya masuk ke Indonesia melalui arus globalisasi. Dalam menanggulangi sikap ini, diperlukan kesadaran tiap individu bahwa sikap ini merupakan sikap yang bersifat negatif dan harus segera dihindari. Diperlukan juga dukungan dan dorongan dari individu lain agar individu yang lainnya dapat sadar dan paham akan pentingnya untuk menghindari sikap FOMO.

3. Menggunakan teknologi dengan bijak

Perkembangan teknologi yang begitu cepat, sering kali disalah gunakan oleh masyarakat. Karena perkembangan yang begitu cepat, sulit akhirnya untuk memberi pemantauan terkait penggunaan teknologi itu sendiri. Lagi dan lagi, harus ada kesadaran dari setiap individu untuk menggunakan teknologi dengan bijak dan sesuai porsinya. Gunakan teknologi untuk mengeksplorasi kebudayaan yang ada di Indonesia dan mencari beragam berita positif agar terhindar oleh westernisasi yang menyerang tanah air kita ini. Gunakan juga teknologi untuk menciptakan kolaborasi dan inovasi luar biasa yang bersifat membangun, menginovasi, serta mengedukasi.

4. Selalu mengamalkan cerminan dari tiap sila Pancasila

Senantiasa dan tidak pernah bosan untuk selalu mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, baik dari sila pertama hingga sila kelima. Pengamalan dapat dilakukan dalam hal-hal paling sederhana yang sudah sangat sering kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti menghormati keberagaman, menghormati perbedaan pendapat, hingga bersikap adil terhadap sesama.

Westernisasi tidak dapat dianggap sepele oleh kita semua. Masalah yang ditimbulkan oleh westernisasi membawa begitu banyak dampak negatif yang dimana bersimpangan dengan nilai atau norma yang terkandung dalam butir-butir sila Pancasila. Apabila persimpangan nilai ini terjadi secara terus menerus, maka rakyat dan bangsa Indonesia akan kehilangan jati diri mereka yang sedari dulu telah terbentuk atas perjuangan para pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan bangsa kita ini.

Diperlukan kesadaran khusus bahwa westernisasi bukalah hal yang pantas untuk dinormalisasi. Setiap individu harus paham, bahwa westernisasi bukanlah hal yang baik untuk dinormalisasikan, karena pada dasarnya westernisasi bersimpangan dengan Pancasila yang berperan sebagai dasar negara, ideologi, serta landasan dan pola pikir bangsa Indonesia. Dukungan dan gerakan yang diupayakan oleh pemerintah dalam menanggulangi masalah westernisasi tentunya akan Memberikan dampak yang besar bagi rakyatnya. Oleh karena itu, westernisasil bukanlah masalah bagi seorang rakyat, melainkan maslah kita bersama sebagai warga negara NKRI yang juga harus kita atasi bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun