Dalam beberapa hari ke belakang sering turun hujan di pagi hari. Di daerah perkotaan seperti wilayah Jadebotabek hujan pagi biasanya menyebabkan kemacetan dimana-mana. Hal ini dapat dijelaskan karena ada sebagian orang yang menggunakan moda kendaraaan roda empat ketika hujan di pagi hari, padahal pada kondisi normal biasa menggunakan moda transportasi roda dua. Sayapun pernah mengalami ketika akan berangkat mengantar anak ke sekolah, tiba-tiba hujan, maka saya akan memilih menggunakan kendaraan roda empat. Jadi tidak heran kalau hujan di pagi hari akan terjadi kemacetan di beberapa titik.
Beda di kota beda pula di desa kondisi yang terjadi saat hujan turun di pagi hari. Di pedesaan yang masyarakatnya banyak membudidayakan tanaman karet (Hevea brasiliensis) umumnya kegiatan menyadap pohon karet dilakukan sekitar pukul 03 dinihari hingga menjelang matahari terbit. Saya pernah menginap di rumah petani penyadap karet dan kaget ketika bangun subuh sang petani sudah tidak ada di rumahnya, baru kembali sekitar pukul 06.30. Setelah saya tanya pergi kemana, ternyata petani tersebut sudah keluar rumah menuju ladang karetnya sejak pukul 03 dinihari. Mengapa pohon karet harus disadap sepagi mungkin? Jawaban sederhananya adalah saat matahari belum terbit maka getah yang keluar dari bidang sadap akan mengalir deras dan akan berkurang seiring terbitnya matahari.
Lalu bagaimana jika hujan turun di pagi hari? Petani karet tidak bisa menyadap pohon karetnya dalam keadaan hujan karena batang karet basah dan berair, jika dipaksakan disadap maka getah akan tetap mengalir deras namun berceceran ke segala arah sehingga tidak dapat mengalir ke satu titik penampungan. Daripada membuang-buang tenaga untuk menyadap dan hasil getahnya pun banyak terbuang, lebih baik petani sama sekali tidak menyadap tanaman karetnya saat terjadi hujan di pagi hari. Tidak menyadap berarti tidak mendapatkan getah dan tentunya tidak mendapatkan uang/penghasilan. Kira-kira ini bagian dari suka dan duka menjadi petani karet.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H