Mohon tunggu...
Sultan
Sultan Mohon Tunggu... Karyawan -

/Uangku adalah tempat curcol seputar uang Sultan

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Cita-citaku Menjadi Orang Kaya

27 September 2015   21:34 Diperbarui: 27 September 2015   21:54 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya mungkin termasuk orang yang beruntung, karena cita-cita yang ingin saya raih sebagian besar telah tercapai.  

Jadi musisi. Check.

Lulus S1. Check, meskipun lama.

Lulus S2. Check.

Jadi guru dan bergerak di bidang pendidikan, terutama literasi keuangan. Check.

Jadi orang kaya...

Sebenarnya saya adalah orang yang cukup terobsesi dengan uang. Sudah dari kecil saya sangat ingin memiliki uang yang banyak. Jadi musisi harapannya jadi orang kaya. Jadi orang berpendidikan harapannya agar kaya. Jadi guru... hmm itu idealis saja sih tapi tetap memungkinkan untuk jadi orang kaya, minimal jadi orang sejahtera. Tapi sampai sekarang, umur yang sudah 34, belum jadi orang kaya karena saya belum ada tabungan darurat ataupun rumah. Kaya, bagi saya adalah rasa aman keuangan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Saya masih jauh dari rasa itu.

Ada sebuah pesan di billboard Erha (bukan promosi) yang sangat mengena dengan situasi saya,

kenali masalah untuk mendapatkan solusi yang tepat. Kurang lebih begitu pesannya.

Saya punya masalah, saya belum menjadi orang kaya setelah bekerja cukup lama. Artinya, apa yang saya lakukan dari dulu dan jika diteruskan, maka tidak akan membawa saya ke kekayaan ataupun kesejahteraan sampai kapanpun.

Dengan mengenali masalah saya, akhirnya saya mendapatkan solusinya.

Yang Pertama, saya harus utamakan menjadi orang kaya. Dulu saya lebih mengutamakan idealis saya. Padahal, jika saya utamakan menjadi orang kaya terlebih dahulu, saya kemudian bisa memfokuskan diri pada idealis saya karena ideal kita dapat bergeser dan berubah dengan jalannya kehidupan.

Fokusnya antara menjadi orang kaya dengan mengejar hasrat sangatlah berbeda. Banyak kata mutiara yang tidak memberikan fokus pada uang, katanya uang akan mengikuti dengan peningkatan kemampuan. Uang akan mengikuti dengan kualitas kerja kita. Atau yang lebih mendasar, uang tidak kemana-mana, rejeki sudah ditentukan. Memang semua itu betul, tetapi bagaimana kita menyisihkan dan mengelola adalah sepenuhnya di tangan kita. Sehingga jika memang memungkinkan menjadi orang kaya dari cita-cita yang kita kejar, kita tetap harus memiliki fokus untuk menjadi orang kaya. 

Kedua, saya harus memiliki target kekayaan yang jelas, yaitu orang kaya dengan kepemilikan apa saja dan berupaya serta fokuskan segala upaya agar semua itu dapat diraih. Mau berdoa ke Tuhan pun tidak bisa abstrak hanya ingin menjadi kaya, tapi harus detil. Punya rumah/apartemen senilai Rp400 +/- juta, memiliki investasi (Reksa Dana atau saham) sebesar Rp1 Miliar dst. Tentunya semua harus realistis, dan realistis dapat diukur dari penghasilan kita. Jika sudah melampaui, maka artinya kita memasuki ranah campur tangan yang Maha Kuasa dan sedikit berkhayal karena belum tentu terjadi.

Yah mungkin itu yang ingin saya fokuskan ke depan dengan sisa umur saya. Itulah juga yang akan saya ajarkan kepada anak-anak saya. Utamakan menjadi orang kaya. 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun