mengapa tak juga redaÂ
amarahmu membuncahÂ
saat semua tak kurangkai indah kata-kataÂ
sementara aku kehabisan bait-bait sajak yang kubaca dari bukuÂ
dan parau suaraku karena kubacakan berulang tiada hentiÂ
apa yang membuatmu begitu murkaÂ
sementara sedetik lalu engkau masih tersenyum meneduhkankuÂ
lalu sedetik kemudian menjadi angkara dalam jiwakuÂ
meski seribu kalimat cinta kupancarkan memeluk tubuhmu yang mungilÂ
tidakkah mereka-mereka yang tak pandai merafal cinta dalam baitÂ
menjadi sangat syahdu menikmatinya bersama hingga terik mentari juga tak mereka hirauÂ
meski membakar tubuhnya yang berpeluh apalagi sekedar hujan badai yang menggilasnyaÂ
dimana kita pancang rasa kasmaran ini berduaÂ
mengapa tak seperti cinta Qais dan LailaÂ
Atau seperti cinta para sufi kepada TuhanÂ
jangan-jangan kita memang tak saling menyintai
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI