Mohon tunggu...
Ainun Abror
Ainun Abror Mohon Tunggu... mahasiswa -

hidup adalah perubahan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Perjalanan Spiritual

11 Desember 2018   23:50 Diperbarui: 12 Desember 2018   07:38 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjalanan spiritual membawa pelakunya untuk semakin
mengerti tentang misteri Tuhan dan semesta beserta kehidup-
an di dalamnya. Apa yang didapatkan manusia saat menyela-
mi kasunyatan diri dan kasunyatan yang melingkupinya me-
lalui berbagai teknik meditasi akan menggenapi apa yang
bisa diungkap para ilmuwan di berbagai bidang. Sementara
sains membawa manusia untuk mengurai kasunyatan pada
tataran fisik yang bisa dijangkau pancaindra dan instrumen-
instrumen untuk meluaskan jangkauan pancaindra, spiri-
tualitas membawa pada penyaksian berbagai kasunyatan
metafisik
Hal yang belum bisa dinyatakan ada oleh pendekatan
sains justru bisa dinyatakan ada lewat pendekatan spiritu-alitas
Spiritualitas menekankan pendayagunaan peranck.
dalam diri manusia yang belum dikenal di dunia sains
gkat inilah yang dalam perbendaharaan spiritualitas la
dikenal sebagai rasa sejati. Inilah perangkat nonfisik vas
ada di relung jiwa manusia, di ujung pangkal aliran napa
manusia yang berfungsi untuk mengetahui keberadan dan
kasunyatan melalui sistem deteksi getar
Pejalan spiritual yang mendayagunakan rasa sejatinya
dapat memasuki kesadaran spirit atau kesadaran roh. Kesa-
darannya tidak lagi dibatasi hasil kerja otak yang mengolah
masukan data dari pancaindra atau instrumen-instrumen
perluasan jangkauan pancaindra, seperti mikroskop atau
teleskop. Juga melampaui kesadaran hasil kerja otak yang
mengungkapkan berbagai model kasunyatan melalui perhi
tungan matematis.
Dengan kesadaran spirit atau kesadaran roh yang ber
basis pada rasa sejati, manusia bisa menyelami kasunyatan
jagat raya dalam dimensi yang paling halus. Tergantung
pada tingkat kematangan jiwa dan talentanya, kasunyatan
jagat raya tersaji bagi para pejalan spiritual dalam beragam
dimensi. Maka terungkaplah pernyataan mengenai nyawa,
jiwa, dan roh sebagai fenomena mikrokosmos (iagat cilik
selaku buah perjalanan spiritual. Terungkap pula kasunyatan
pada makrokosmos (jagat ageng) mengenai dewa-dewi yang
berada di alam atas (bawana luhur) atau alam kasanghyang
n, maupun tentang arwah yang tertahan, demit, jin, silu
man, dan semacamnya yang berada di alam bawah (bawa
handap). Tentu saja, terungkap juga kasunyatan meng
Tuhan sebagai sumber dari segala keberadaanKasunyatan kasunyatan di atas belum bisa sepenuhnya
dinyatakan "benar" melalui pendekatan sains. Meskipun
demikian, saat ini semakin dimungkinkan terjadinya per-
singgungan atau keselarasan antara sains dan spiritualitas.
Gregg Braden, salah satu tokoh New Age, dalam wawancara
dengan Supreme Master TV mengungkapkan, "Sejak kecil, sa-
ya percaya tidak ada perbedaan antara sains dan spiritualitas.
Jadi, saya percaya bahwa saat saya belajar astronomi, biologi
eologi, fisika, dan kimia, saya pikir itu hanyalah nama yang
kita berikan untuk mata pelajaran. Tapi pada akhirnya,
saya memahami mekanisme kekuatan yang lebih tinggi.
pekerjaan alam yang tersembunyi, dan kecerdasan yang sa-
ya percaya mendasari semua pengalaman. Gregg Braden,
yang dilahirkan di Missouri, Amerika Serikat, memang coba
memadukan berbagai kebijaksanaan kuno dengan temuan
terbaru di bidang genetika dan fisika kuantum.
Sementara itu, berbagai kasunyatan yang dicapai me-
lalui laku spiritual pada umumnya juga berbeda dengan
doktrin berbagai agama formal. Bukan perkara aneh jika
apa yang diungkapkan para pejalan spiritual dinyatakan
seba
gai penyimpangan atau kesesatan dalam sudut pandang
para agamawan yang berpegang pada makna literal dari teks
kitab suci. Maka tidak berlebihan jika spiritualitas dinyata
Lan sebagai ranah penyingkapan kebenaran-kebenaran yang
tersembunyi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun