Dapak tidak adanya passion mahasiswa dalam ilmu pendidkan ini ,ialah tidak seriusnya mahasiswa dalam menjalani studi ,berorientasi pada nilai (bukan kompetensi),dan kualitas kelulusan tidak sesuai dengan kebutuhan institusi pendidikan .
3.) Factor sosio-kultural masyarakat
Masyarakat Indonesia adalah masayarakat yang unik . mereka meiliki cara tersendiri tentang bagaiman mendidik anaknya tanpa sekolah ,bagaimana mengajari keturunannya untuk bisa hidup dengan alam. Jika masyarakat menomor duakan kepentingan pendidikan ,maka potensi anak sebenarnya bisa dikembangkan melalui pendidikan tak bisa tereksplorasi dan berkembang.
Ikatan dinas mahasiswa keguruan
Tidak tersedianya lapangan pekerjaan bagi kelulusan FKIP mengakibatkan mereka mengajar sebagai guru sukwan dengan sangat terpaksa,hal ini berimplikasi motif yang mendasari karir mereka ,bukan sebagai pengajar lagi ,melainkan sebagai pencari uang .Menjadikannya pekerjaan bukanlah soal kompetensi dan profesionalitas,tapi soal penghasilan .Hal ini tentu saja akan memperburuk kualitas pendidikan .
5.) Lebih mengutamakan lamanya belajar ketimbang kualitas pengajaran
Prof.Erno  August Lehtinen,guru besar pendidikan dari Universitas Turku ,Filandia Memaparkan bahwa yang penting dalam suatu pendidikan adalah kualitas pengajarnya,bukan lamanya pelajaran.
Jika dikomparasikan dengan pendidikan di Indonesia akan tampak jelas perbedaannya .bahwa belajar dengan durasi yang lama di Indonesia membuat hasil belajar tidak maksimal .terlebih lagi ,masih ada PR yang harus dikerjakan ,belum lagi ikut les di LBB,dengan demikian maka porsi belajar akan terlalu banyak dengan banyakknya beban akan menghambat tumbuh kembangnya siswa .Ini akan berdampak negative pada siswa .Dan sebaiknya mengguli moral bukan nilai .
Menurut Prof. Dr. Bomer Pasaribu  ,SH, SE, MS."Pendidikannasional sama sekali tidak terjangkau oleh sila-sila pancasila . Akibatnya perilaku Pancasila tidak muncul dalam perilaku pendidikan di Indonesia . Sementara di Eropa yang tidak mengenal pancasila malah melaksanakan prinsip -- prinsip Pancasila." Di Indonesia kita menemukan teori tentang Pancasila ,tetapi di Eropa ,praktek Pancasila itu malah sudah dilaksanakan ".
Yang kurang dari Indonesia adalah kurang" berani",maksudnya keberanian itu bukan hanya untuk menyatakan pendapat tapi juga berani bertindak. Â Yang kuat yang menang ,disaat ada kekuatan di atas kita yang menekan,kita akan berani lagi untuk berpendapat apalagi bertindak ,dan dissat kita melihat keadilan dipraktikan oleh orang orang yang berkuasa kita hanya terdiam .
Jika hal ini dikaitkan dengan pendidikan Indonesia,seperti yang sudah dijelaskan di atas ,kita sebagai pelajar hanya menjalani sytem yang dibuat oleh pemerintah,kita tidak bisa merubahnya.