[caption caption="Sources : Dokumen Pribadi"][caption caption="Sumber : Dokumen Pribadi"][/caption]Macet adalah “situasi atau keadaan tersendat nya atau bahkan terhenti nya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan”. (Wikipedia)
Kemacetan merupakan permasalahan yang kita semua hadapi sehari-hari , aparatur pemerintah bersama dengan Kepolisian melakukan berbagai upaya untuk mengurangi kemacetan seperti membangun transportasi masal, penambahan jalan serta flyover, serta rekayasa arus lalulintas dan lain-lain. Apabila kita coba sedikit menelaah maka kemacetan itu dapat disebabkan oleh volume kendaraan yang melintas telah melebihi batas, kondisi jalan yang buruk ataupun tidak memadai secara kuantitas maupun kualitas, ketidak acuhan , ketaatan atau ketidak tahuan terhadap peraturan lalu lintas yang ada, lokasi fasilitas umum yang secara natural memperkecil jalan atau areal streril yang dapat dilalui kendaraan, serta banyak faktor lain yang mungkin berbeda antara satu daerah dengan daerah lain nya.
Waktu tempuh yang semakin meningkat setiap hari dan pemborosan energi serta banyak hal lain yang pada akhirnya bermuara kepada penurunan produktivitas serta efisiensi merupakan dampak kemacetan yang mau tidak mau akan membebani kita. Di Jakarta, misalnya, kecepatan rata-rata kendaraan bermotor hanya berkisar 10-15 km/jam, Bandung 14,3 km/jam, dan Bogor 15,32 km/jam. Di kota-kota besar lain, seperti Tangerang, Bekasi, Depok, Surabaya, Medan, Palembang, Surabaya, Semarang, dan Makassar, meskipun lebih baik, rata-rata laju kendaraan bermotor kurang dari 30 km per jam *. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mencatat kerugian akibat kemacetan di Jakarta saja mencapai hingga Rp 65 triliun per tahun dan kerugian di Bandung nilainya mencapai Rp 4,36 triliun per tahun .*
Pernah kah anda mengalami atau terjebak di kemacetan/antrian kendaraan yg cukup panjang dan ketika kita melewati titik kemacetan tersebut kita tidak menemui suatu permasalahan yang terlalu luar biasa ?. Sering kejadian tersebut diakibatkan oleh aktivitas dari kendaaran umum, jalan yang sempit ditambah bis yang mengetem menunggu penumpang plus mobilitas orang akan menambah semrawut nya jalanan.
Banyak faktor yang menyebabkan terjadi nya kemacetan, dan faktor tersebut memiliki kompleksitas yang tinggi sehingga konsekuensi dari solusi nya juga membutuhkan biaya yang tidak murah dan juga waktu pengerjaan yang relatif lama. Dengan melihat kembali peranan aktif kita pribadi dalam tercipta nya kemacetan, maka kita mungkin dapat memberikan alternatif solusi yang murah dan relatif segera dampaknya tehadap kemacetan itu sendiri.
Bila kita mengingat pepatah lama “dimana ada gula disitu ada semut” apabila gula kita analogikan sebagai penumpang dan bis adalah semutnya maka kemanapun ada potensi penumpang maka disitulah bis akan menunggu.
Dari ilutrasi semut dan gula tersebut diatas maka dapat kita lihat bahwa pandangan yang selama ini menyalahkan angkot atau bis sebagai biang keladi kemacetan perlu kita perbaiki.
Bis sebagai penyedia jasa layanan akan berkompetisi meraih pelanggan dengan berlomba lomba mendekati pelanggan yakni para calon penumpang . Dalam kondisi seperti ini kita sebagai calon penumpang terlihat memiliki posisi tawar yang tinggi terhadap si penyedia jasa, tapi pada praktik nya sehari hari yang terlihat adalah kita sebagai penumpang lebih banyak tersetir oleh keinginan para pengemudi angkutan umum yang lebih mengutamakan kepentingan mereka dengan berhenti asal cepat disembarang tempat.
Perubahan tidak akan pernah terjadi apabila kita tidak memulai nya dari kita sendiri, dalam hal ini kita para calon penumpang angkutan umum mulai menerapakan sedikit kedisiplinan diri pada saat menggunakan jasa layanan angkutan umum seperti bis, angkot maupun taxi seperti , Naik/ turun angkutan hanya ditempat yang telah disediakan dan menolak untuk naik atau turun disembarang tempat. Apabila perilaku disiplin itu kita lakukan bersama sama maka secara berangsur-angsur akan merubah perilaku para pengemudi angkutan umum untuk ikut berdisiplin.
Perilaku pengguna jalan yang disiplin akan menunjang ketertiban dalam berlalu lintas, dan pastinya akan mengurangi kemsemrawutan dan kemacetan dijalan .
* http://print.kompas.com/baca/2015/09/29/Saat-Kemacetan-Menjadi-Sahabat