Mohon tunggu...
Sulistyo Wijayanto
Sulistyo Wijayanto Mohon Tunggu... -

Seorang banker yang berjuang untuk menjadi seorang dosen

Selanjutnya

Tutup

Financial

Mulai dari Mana untuk Menjadi Mandiri Secara Keuangan?

28 April 2019   11:36 Diperbarui: 28 April 2019   11:51 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ketika kita menjadi anak kecil, sekolah dari TK ke SD, kemudian ke SMP, SMA dan jika ada biaya lanjut ke perguruan tinggi, maka setelah di wisuda, jangan menyangkan bahwa semua kewajiban untuk belajar menjadi selesai, apalagi dengan pikiran wisuda itu adalah Wis - Udahan ah gak perlu capek - capek lagi belajar, tinggal cari duit yang banyak, bisa makan - makan, traktir orang tua, bisa pacaran tanpa harus minta ke orang tua, atau pokoke pengennya abis kuliah itu bisa mandiri secara keuangan.

Oh tidak semudah itu Ferguso, 

ketika sudah selesai Kuliah, maka berakhir pula kewajiban orang tua untuk membiayai sekolah anda, biasanya orang tua sekarang cuma sanggup sampai sarjana, kalo mau lanjut kuliah, biasanya harus kerja dulu.

dan ketika mencari kerja, ternyata tidak semudah mencari sekolah. kalo dulu tidak diterima di sekolah negeri, asalkan bisa bayar, bisa saja ke sekolah swasta. nah sekarang malah jadi PNS tidak bisa, jadi karyawan juga sulit, apalagi mimpi jadi pengusaha. nah jadi gimana dunk?

Syarat utama untuk menjadi seorang yang mandiri secara keuangan, adalah punya penghasilan.

kalo ditanya ke saya bagaimana mempunyai penghasilan, anda bisa memilih mau menjadi pegawai atau menjadi pengusaha.

kalo jadi pegawai (yang notabene lebih gampang alias tidak terlalu sengsara) dibandingkan pengusaha, anda bisa mencari secara offline atau online. bikin CV yang menarik, buat penampilan yang menarik (makanya kalo bisa dah mulai nge - gym dari mahasiswa, itu juga investasi), beli buku mengenai wawancara, dan testnya, dan ketika sudah ada wawancara, mulai di evaluasi kalo gagal.

terima dulu pekerjaan yang ada, jangan pilih - pilih, setiap pekerjaan itu pasti memberikan pengalaman dan pengetahuan kok, bahkan ketika anda misalnya hanya menjadi seorang starling (starbucks keliling) pasti ada pengalaman dan pengetahuan yang di dapat.

tapi tentu saja misalnya anda gak bisa nyium bau sampah, ya jangan ngelamar jadi tukang sampah. jangan goblok lah.

Kalo sudah diterima, kerja dengan sungguh - sungguh, tanyain semua hingga dalam waktu 1 tahun (jika betah dengan pekerjaannya dan juga bossnya :-) ) anda sudah mengetahui mengenai model bisnis dari tempat anda bekerja, dan ini yang terpenting, bagaimana perhitungannya agar perusahaan yang anda tempati sekarang mendapat untungnya. 

Apakah dari Komisi, atau dari selisih harga jual dan beli (termasuk peningkatan nilai). jika sudah tahu, jangan cuma liat untungnya, cari tahu biayanya juga, jadi ketika di wawancara di tempat baru, anda sudah bisa membuat pewawancara anda melihat bahwa anda memang bakat untuk dinaikan kelasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun