Mr. Bandung adalah seorang pengusaha kaya raya di bidang properti yang sekarang menjabat sebagai wakil rakyat pada pemilihan umum yang baru terlaksana 2 bulan lalu di sebuah negara yang katanya subur makmur, aman, dan sentosa.
Dia sudah memiliki 2 orang istri yang cantik-cantik, dan masing-masing istri telah memberikan 2 orang anak baginya. Namun dengan harta yang melimpah, lagi punya kuasa hasrat Mr. Bandung untuk memiliki istri lagi masih sangat kuat, sekuat elevasi harga saham yang dimiliki olehnya semenjak menjadi wakil rakyat.
Suatu saat Mr. Bandung melakukan (yang katanya) kunjungan kerja di sebuah daerah yang merupakan daerah pemilihannya, yang meliputi 3 Regensi.
Pada saat melakukan kunjungan kerja itu, ditengah-tengah memberikan pertanyaan kepada salah seorang pejabat daerah, tiba-tiba matanya terbelalak oleh kecantikan seorang gadis, yang kira-kira berusia 22 tahun, sungguh sangat menawan, dengan paras yang nyaris sempurna, meskipun tinggi badannya tergolong "mini", yang hanya kira-kira 155 cm. Kemudian dia memanggil salah satu ajudannya.
" Hei, Bondan", katanya terhadap ajudannya, " Ya Gan, ada apa?", jawab si ajudan. "Tolong cari tahu informasi selengkap-lengkapnya tentang gadis berbaju creme yang cantik itu, yang ada di sebelah utara gapura masuk kampung itu", kata Mr. Bandung. Kemudian si ajudan pun melihat ke arah yang dimaksud "juragannya", dan kemudian menjawab, " Siap Gan, nanti setelah kunjungan informasi sudah masuk ke Agan", jawabnya.
Setelah acara kunjungan kerja selesai, maka Mr. Bandung dan rombongannya singgah dulu di sebuah kantor desa di daerah tersebut, dan si ajudan dengan tergopoh-gopoh langsung mendatanginya dan langsung berbisik, " Gan, sudah dapat info", katanya sambil terengah-engah, karena memang setengah berlari, " O ya, good job Bro", timpal Mr. Bandung. "
Ternyata cewek itu anaknya pak Kepala Desa, namanya Lady Jonggrang, Kuliah semester akhir di Universitas ternama di Regensi ini. Mr. Bandung pun langsung terdiam sambil tersenyum, untuk kemudian matanya pun terarah pada Pak Kepala Desa yang seakan dikunci untuk menjadi "Mertua barunya".
Seketika juga Mr. Bandung mendatangi Pak Kepala Desa sambil berkata, "Pak Kepala Desa, nanti saya mau mampir ke rumah Pak Kepala Desa sambil ingin ngobrol-ngobrol boleh tidak?", Pak Kepala Desa pun menjawab, "Boleh saja Mr. Bandung, sungguh sebuah kehormatan", jawab Pak Kepala Desa yang bernama Suwito tersebut. Bagi Pak Suwito, didatangi oleh wakil rakyat level nasional merupakan sebuah kehormatan besar.
Sore harinya Mr. Bandung pun datang ke rumah Pak Suwito, dan melakukan obrolan-obrolan ringan, hingga pada momen yang tepat, Mr. Bandung langsung mengutarakan "misi utamanya", yaitu melamar Lady Jonggrang. " Pak Suwito, sebelumnya maaf ya", kata Mr. Bandung, " Ya Pak, ada apa ya kok minta maaf?", tanya Pak Suwito. Mr. Bandung pun menjawab, "Begini Pak, langsung saja ya Pak, maksud saya datang kesini adalah untuk melamar putri bapak, yang bernama Lady Jongrang", Pak Suwito pun kaget-kaget senang, namun setelah menghela napas, Pak Suwito pun menjawab," Kalau itu saya serahkan pada Lady Jonggrang sendiri Pak, karena dia yang akan menjalani kehidupan, sehingga biar dia yag memutuskan", dan kemudian Lady Jonggrang pun dipanggil oleh sang ayah untuk menghadap Mr. Bandung. " Jonggrang, kamu dilamar sama Mr. Bandung , jawaban bapak serahkan pada kamu Nduk", dan kemudian setelah beberapa saat terjadi keheningan, maka Lady Jonggrang pun menjawab, " Saya mau Pak, tapi dengan syarat", Mr. Bandung pun langsung menjawab dengan semangat, "Mau syarat apa Lady, uang, rumah, mobil mewah, tanah, perhiasan, atau saham, akan aku persiapkan semua buat kamu. Lady Jonggrang pun sedikit mendongakkan kepalanya, kemudian Mr. Bandung agak "deg-degan", untuk kemudian Pak Suwito yang bertanya, "Lha terus apa syaratmu Nduk?", setelah berpikir sekian detik, Lady Jonggrang pun menjawab, "Saya ingin  dibuatkan vila dengan 2 lantai dan kolam renang di tengahnya di pegunungan di distrik sebelah, namun harus jadi dalam tempo 24 jam, dan apabila lebih dari 24 jam, maka lamaran anda saya tolak, kan anda kontraktor besar, saya kira mampulah untuk memenuhi persyaratan ini", begitu jawabnya, dan memang Lady Jonggrang ini memang mempunyai sifat yang materialistis. Mr. Bandung pun kaget, namun kemudian dia berpikir sejenak, dan kemudian dia mengajukan syarat tandingan, " Okay, namun Aku mulai hari sabtu, atau 2 hari lagi, tepatnya jam 6 pagi, dan akan aku selesaikan paling lambat hari minggu jam 6 pagi, karena aku butuh persiapan dulu 2 hari untuk menyusun strateginya, sedangkan untuk pelaksanaannya akan aku selesaikan dalam tempo maksimal 24 jam, maklum yang bekerja manusia bukan jin atau setan, jadi perlu persiapan dulu", jawab Mr. Bandung. Lady Jonggrang pun mengiyakan, "Baik tuan, anda boleh melakukan persiapan dulu selama 2 hari, untuk kemudian pelaksanaan harus maksimal 24 jam".
Akhirnya Mr. Bandung menyiapkan "ubo rampe" nya, dengan menghubungi koneksi-koneksinya, dianataranya dia menghubungi tim pekerja yang biasa mengisi di stasiun televisi dengan program membangun dan merenovasi rumah dalam tempo sehari. Kemudian dia menghubungi koneksi yang lain, yang mengurusi alat berat, dan mengkomandokan untuk menyiapkan peralatan berat dilokasi yang akan dibangun. Dan tidak lupa dia menghubungi koneksinya asal Tiongkok, yang terkenal karena mampu membangun rumah sakit berkapasitas ribuan orang dalam tempo kurang dari sepekan.
Dalam tempo 2 hari semua sudah siap di lokasi, dan menunggu hari sabtu jam 6 pagi untuk memulai pekerjaan mereka, dan sesuai dengan hasil kesepakatan dengan Lady Jonggrang, sebuah Vila mewah dengan 2 lantai dan kolam renang di tengahnya. Dan akhirnya waktu yang ditunggu telah tiba, dan semua bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing, alat berat mengeruk tanah yang ada, kemudian para pekerja mengeksekusi pekerjaan yang telah dirancang oleh arsitek asal Tiongkok, dan kemudian Mr. Bandung yang biasanya mengawasi pekerjaannya lewat fasilitas internet, kali ini mengawasi langsung pekerjaan yang dimintanya. Dan sebuah hasil tidak dapat berkhianat, ternyata dalam tempo kurang dari 24 jam, vila tersebut telah selesai dikerjakan, dan Mr. Bandung tersenyum bahagia, karena jelas lamarannya diterima oleh Lady Jonggrang.
Setelah lamaran diterima, maka hanya selang beberapa pekan, Mr. Bandung melaksanakan ijab qabul pernikahan dengan resepsi yang super mewah di vila yang dibangunnya tersebut, dan tampak sekali wajah sumringah dari Mr. Bandung, dan Lady Jonggrang juga tampak bahagia, karena mendapatkan suami yang kaya raya (meskipun menjadi istri muda). Waktu berjalan dengan cepat, hingga Lady Jonggrang telah mengandung dengan usia kandungannya sudah mencapai 7 bulan, dan dilaksanakan acara mitoni, atau peringatan 7 bulan kehamilan dengan pesta yang sangat meriah. Namun di tengah-tengah acara, ada tamu yang tidak diundang, yaitu dari Lembaga Anti Rasuah Negara, yang datang melakukan penangkapan terhadap Mr. Bandung dengan tuduhan korupsi dengan menyalahgunakan kekuasaannya sebagai anggota legislatif. Mr. Bandung pun akhirnya mau tidak mau harus menuruti permintaan dari Lembaga Anti Rasuah Negara, karena semua surat yang dibawa adalah surat yang legal.
Persidangan pun telah berlangsung, dan Mr. Bandung dinyatakan bersalah dengan vonis hukuman penjara selama 10 tahun, dan penyitaan 70 persen aset Mr. Bandung, termasuk vila yang dibangunnya untuk Lady Jonggrang. Dan Lady Jonggrang pun menangis seakan tidak mau berhenti, meratapi nasibnya, dimana madu yang belum dia habiskan harus diambil paksa oleh orang lain. Akhirnya Lady Jonggrang dengan menahan malu pulang ke rumah orangtuanya, dan akhirnya membesarkan anaknya bersama orangtuanya dengan tanpa dampingan seorang ayah. Begitu juga dengan istri-istri Mr. Bandung yang lain, yang akhirnya mau tidak mau menempati aset yang tersisa dari Mr. Bandung. Karir Mr. Bandung pun hancur seketika, bagaimana kekuasaan telah membutakan hatinya, dimana pada saat kampanye dia mengatakan akan berjuang untuk rakyat, namun kenyataan malah mengambil uang rakyat, padahal sebenarnya tanpa menjadi politisipun Mr. Bandung sudah kaya raya, namun nasi telah menjadi bubur, dan memang sifat dasar manusia yang tidak pernah puas, yang apabila tidak dibatasi, maka akan menjadi ketamakan tak terbatas.
Akhirnya Lady Jonggrang harus pasrah dengan nasibnya, dan setelah hukuman Mr. Bandung selesai, maka Mr. Bandung tidak lagi menjadi orang yang sombong, dan lebih banyak bersedekah, dan akhirnya tidak mau lagi berkecimpung di dunia politik. Dan Mr. Bandung dapat menjalani hidup yang bahagia dengan istri-istri dan anak-anaknya.Â
NB: Cerita ini adalah modifikasi dari cerita Rara Jonggrang, dan apabila ada yang kurang berkenan, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, dan apabila ada kesamaan nama tokoh dengan kisahnya dalam kehidupan nyata, hal itu bukan suatu kesengajaan, dan hanya kebetulan saja, terimakasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H