Mohon tunggu...
Hanantyo Wahyu Saputro
Hanantyo Wahyu Saputro Mohon Tunggu... Guru - Rakyat Biasa

Guru di SMK Bina Taruna Masaran Sragen

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Deretan Presiden Anti Mainstream Tanggapi Covid-19

20 Mei 2020   23:52 Diperbarui: 20 Mei 2020   23:56 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi Covid-19 telah membuat banyak pemimpin negara harus berpikir keras untuk menghentikan rantai penularannya. Bahkan beberapa negara harus melakukn lockdown, bahkan negara tujuan umat Muslim di seluruh dunia, yaitu Arab Saudi sampai menyetop sementara ibadah umrah. Namun meskipun kebanyakan pemimpin dunia ikut panik dalam menangani penyebaran Covid-19, malah ada beberapa pemimpin negara yang melakukan tindakan Anti Mainstream, yaitu diantaranya:

1. Jair Bolsonaro (Presiden Brasil)

Brasil saat ini menjadi negara tertinggi dalam hal kasus Covid-19 di Amerika Selatan, dengan mencapai lebih dari 250 ribu kasus, dengan korban meninggal dunia lebih dari 17 ribu jiwa, atau peringkat keempat dunia mengalahkan Inggris dan Italia. Namun sang presiden dengan lantang menolak dilakukan pembatasan dan lockdown di negaranya, karena menilai pembatasan akan mematikan perekonomian di Brasil. 

Di tengah penularan meningkat pesat, Bolsonaro berpendapat bahwa sebagian besar orang, termasuk dirinya sendiri, tidak perlu takut dengan virus tersebut. Bolsonaro yang juga merupakan purnawirawan Angkatan Darat Brasil ini bahkan sempat mengatakan apabila Covid-19 adalah "flu ringan" dan dia malah menyalahkan pers yang ditudingnya menyebarkan berita palsu untuk membuat para penduduk menjadi panik. 

Banyak dikritik dan ditentang oleh warganya, terutama yang menjadi korban Covid-19, namun Bolsonaro tidak bergeming. Bahkan sejumlah pejabat di daerah juga menentang Bolsonaro, dan menganggap sang presiden tidak memiliki empati yang kuat. 

Sejauh ini langkahnya dalam menghadapi pandemi Covid-19 adalah mendorong penggunaan obat malaria, klorokuin sebagai pengobatan Covid-19. Langkah itu mendapat dukungan dari menteri kesehatan interim barunya, Eduardo Pazuello. 

2. Alexander Lukashenko (Presiden Belarusia)

Alexander Lukashenko (Sumber Gambar: msn.com)
Alexander Lukashenko (Sumber Gambar: msn.com)

Negara yang terletak diantara Polandia dan Rusia ini mempunyai presiden yang cukup unik, yaitu presiden yang berkuaa selama hampir 26 tahun. yaitu Alexander Lukashenko yang menolak untuk melakukan pembatasan sosial seperti yang disarankan oleh WHO. Bukan hanya itu saja, liga sepakbola Belarusia juga tidak dihentikan meskipun di tengah pandemi Covid-19. 

Lukashenko bahkan menganjurkan para penduduknya untuk menenggak minuman keras Vodka, rajin melakukan olahraga hoki es dan melakukan banya (mandi sauna tradisional), supaya terhindar dari Covid-19. Padahal Belarusia sendiri tidak bebas dari Covid-19, bahkan sampai pada pertengahan bulan Mei ini sudah ada 179 pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia. 

Presiden Lukashenko juga  menyatakan bahwa traktor bisa menyembuhkan orang-orang yang terinfeksi Covid-19, dengan maksud dengan bekerja di ladang, maka badan akan menjadi sehat, dan badan sehat akan terhindar dari segala macam penyakit. 

Hal tersebut menjadi bahan olokan bagi mereka yang tidak sependapat. Namun meskipun "cuek", PEmerintah Belarusia juga melakukan tes terhadap warga dan pendatang, dan bahkan melakukan karantina bagi mereka yang tertular Covid-19.

3. Donald Trump (Presiden Amerika Serikat)

Donald Trump (Sumber Gambar: kompas.com)
Donald Trump (Sumber Gambar: kompas.com)

Presiden yang juga merupakan Konglomerat ini terkenal sangat nyentrik, diantaranya ketika menghadapi pandemi Covid-19 di negaranya. Alih-alih menjaga hubungan diplomatik dengan negara lain, Trump malah menuduh Tiongkok mau menggagalkan dia dalam Pemilihan Presiden , untuk memuluskan jalan Joe Biden mengalahkannya. 

Selain itu Trump juga menuduh   Tiongkok sebagai biang keladi munculnya Covid-19. Yang terbaru, Trump malah mengeluarkan pernyataan kontroversialnya terkait banyaknya korban meninggal dunia Covid-19 di Amerika Serikat. Sudah lebih dari 1,5 juta orang positif Covid-19, dan hampir 100 ribu pasien meninggal dunia di Amerika Serikat, namun Trump menyatakan bahwa hal tersebut adalah sebuah prestasi. 

Mengapa bisa dibilang prestasi? Trump mengatakan bahwa dengan banyaknya kasus Covid-19 menunjukkan bahwa Amerika Serikat telah melakukan lebih banyak pemeriksaan Covid-19.  Amerika Serikat memang gencar dalam melakukan tes swab, dan diantaranya adalah dengan memberikan apotek wewenang untuk melakukan tes swab.

Macam-macam tanggapan kepala negara tentang pandemi Covid-19 yang melanda dunia ini, namun apapun itu, rantai Covid-19 harus diputuskan, karena telah "memakan" banyak korban, dan juga tidak kalah parah telah melumpuhkan perekonomian dunia. Seperti di Indonesia sendiri betapa sudah banyak sekali orang yang kehilangan pendapatannya dikarenakan pandemi Covid-19. Semoga pandemi Covid-19 segera berlalu, dan selalu taati peraturan Pemerintah di tengah pandemi Covid-19, dan salam sehat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun