Mohon tunggu...
Hanantyo Wahyu Saputro
Hanantyo Wahyu Saputro Mohon Tunggu... Guru - Rakyat Biasa

Guru di SMK Bina Taruna Masaran Sragen

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kematian Mendadak Republik Ceko dan Italia di Final Euro

17 Mei 2020   03:06 Diperbarui: 17 Mei 2020   03:31 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Trezeguet (Biru) saat Mencetak Gol Kemenangan di Final Euro 2000 (Sumber Gambar: news.bbc.co.uk)

Sistem Sudden Death lewat Golden Goal adalah sistem dimana tim pertama yang mencetak gol di babak tambahan akan langsung menjadi pemenang, sehingga pertandingan tidak lagi dilanjutkan.

Sistem ini diresmikan oleh FIFA pada tahun 1993 dan berakhir pada tahun 2003, dan kemudian diganti dengan sistem Silver Goal yang merupakan sistem lama yang dipakai kembali. menerima banyak kritik dari pelaku sepakbola, akhirnya sistem "Kematian Mendadak" ini dikaji ulang, dan kemudian hanya bertahan selama 10 tahun dihapuskan, dan diganti.

Ada banyak tim yang sudah menjadi "tumbal" kematian mendadak ini,baik di kompetisi antar klub maupun antar negara.

Di even Piala Eropa atau sering disebut Euro, ada korelasi yang searah antara final even tersebut dengan sistem Sudden Death, dimana selama sistem tersebut dipakai, partai final Euro selalu memakan korban. Selama periode 1993-2003, telah digelar 2 even Euro, yaitu Euro 1996 inggris, dan Euro 2000 Belanda - Belgia. Korban tersebut tentu saja Runner Up pada kompetisi tersebut, yang diantaranya adalah:

1. Republik Ceko (Euro 1996)

Republik Ceko memulai partai perdana Euro 1996 dengan dikalahkan Jerman dengan skor 0-2 lewat gol yang dicetak oleh Christian Ziege dan Andreas Moeller.

Kemudian Ceko mengalahkan Italia dengan skor 2-1 lewat gol Pavel Nedved dan Radek Bejbl, dan pada partai terakhir bermain  imbang dengan 3-3, dimana mencetak gol penyama kedudukan lewat Vladimir Smicer menjelang pertandingan berakhir.

Republik Ceko lolos ke babak perempatfinal setelah finish di peringkat kedua, dengan sama poin dengan Italia di peringkat ketiga (4 poin), meskipun kalah selisih gol dimana Ceko memiliki selisih gol -1 (5-6), sedangkan italia 0 (3-3), namun Ceko berhak lolos karena mengalahkan Italia pada pertemuan mereka.

Pada babak perempatfinal, Republik Ceko mengalahkan favorit juara, Portugal 1-0 lewat goal "chip" indah dari Karel Poborsky, dan kemudian menyingkirkan tim kuat lain, Perancis lewat adu penalti 6-5 setelah bermain imbang tanpa gol selama bermain 120 menit.

Republik Ceko mengalahlahkan Perancis setelah penembak keenam Perancis, Reynald Pedros gagal menaklukkan Petr kouba, meskipun sempat bergerak ke kiri gawang, namun tendangan Pedros ke tengah gawang masih bisa dipatahkan Kouba dengan kakinya.

Di babak final, Republik Ceko berhadapan dengan Jeman dengan membawa 2 misi besar, yaitu membalas dendam kekalahan pada pertandingan pertama, dan membawa pulang tropi Euro kedua mereka lewat de javu seperti saat masih bernama Cekoslovakia pernah mengalahkan Jerman Barat di Euro 1976 lewat adu penalti dengan skor 5-3.

Berbekal sejarah yang menguntungkan Republik Ceko, mereka memulai pertandingan dengan percaya diri yang tinggi. Keyakinan mereka pun semakin bertambah, setelah penalti Patrick Berger pada menit ke-59 menjebol gawang Andreas Koepke.

Namun kisah epik terjadi ketika Oliver Bierhoff mencetak gol penyama kedudukan setelah membobol gawang Petr Kouba pada menit ke -73 lewat heading yang berawal dari skema set piece, dan sampai 2 x 45 menit skor masih imbang 1-1.

Pertandinagn pun dilanjutkan lewat perpanjangan waktu, dan tidak butuh waktu lama, pada menit ke-5 perpanjangan waktu, Oliver Bierhoff mencetak gol keduanya pada partai tersebut setelah menerima umpan dari Juergen Klinsmann

dia melesakkan tembakan yang sempat membentur Pemain Ceko, bola pun berubah arah dan Petr Kouba "tertipu" arah bola, dan bobolah gawang Kouba, dan tentu saja Republik Ceko mengalami "Kematian Mendadak" lewat sistem Golden Goal, dan Jerman berhasil membalas dendam mereka di final  Euro 1976, dan menasbihkan diri sebagai jawara Euro 1996. 

2. Italia (Euro 2000)

Trezeguet (Biru) saat Mencetak Gol Kemenangan di Final Euro 2000 (Sumber Gambar: news.bbc.co.uk)
Trezeguet (Biru) saat Mencetak Gol Kemenangan di Final Euro 2000 (Sumber Gambar: news.bbc.co.uk)

Italia datang dengan harapan tinggi di Euro 2000, setelah pada edisi sebelumnya gagal lolos ke perempatfinal setelah disingkirkan Jerman dan Republik Ceko di papan akhir klasemen.

Tergabung di grup B bersama dengan Tuan rumah Belgia, Turki, dan Swedia, italia lolos menjadi juara grup dengan skor sempurna setelah berturut-turut mengalahkan Turki 2-1, Belgia 2-0, dan Swedia 2-1.

Bertemu dengan Runner Up Grup A, Rumania di babak perempatfinal, Italia menang 2-0 lewat gol Filippo Inzaghi dan Francesco Totti. Di babak semifinal mereka bertemu dengan tuan rumah Belanda yang diperkuat oleh kiper hebat Edwin van Der Sar.

Bermain imbang tanpa gol selama 120 menit, akhirnya pertandinagn harus ditentukan lewat adu penalti. Italia mengalahkan Belanda pada babak tos-tosan dengan skor 3-1, dan kiper Italia menjadi pahlawan setelah menggagalkan 2 penalti dari Frank De Boer dan Paul Bosvelt. 

Pada partai final, Italia bertemu dengan Perancis yang datang dengan reputasi tinggi, yaitu juara Piala dunia 1998, dan diperkuat oleh pemain hebat yang mengisi line up mereka di Piala Dunia seperti Zinedine Zidane, Thierry Henry, Laurent Blanc, dan bek tangguh Lilian Thuram.

Namun Italia membuat kejutan setelah unggul lebih dulu lewat Marco Delvecchio, setelah menerima umpan dari Gianluca Pessotto, tembakan one touch-nya menjebol gawang Fabien Barthez. Lagi-lagi kisah epik terjadi, setelah pemain pengganti Sylvain Wiltord mencetak gol pada menit ke-3 injury time, setelah tendangannya mampu melewati Alessandro Nesta dan membobol gawang Toldo.

Akhirnya pertandingan masuk babak "Mati Dadakan", dan adalah seorang pemain Super Sub lagi yang mencetak gol, tepatnya seorang David Trezeguet yang membobol gawang Toldo lewat tendangan pada menit ke-103 setelah menerima umpan silang dari sisi kanan pertahanan Italia, dan akhirnya Italia pun "Mati Mendadak", dan harus rela memberikan tropi juara kepada Perancis yang melanjutkan dominasi mereka di sepakbola pada era itu.

Bagaimana sistem Golden Goal telah memberikan "Kematian Mendadak" bagi Republik Ceko dan italia di ajang piala Eropa, dan membuat ajang Euro semakin unik, dimana 2 kali final selalu diselesaikan lewat Sudden Death. Demikian artikel saya, semoga bermanfaat, dan juga jagan lupa jaga kesehatan, ikuti aturan PEmerintah selama pandemi Covid-19, dan salam olahraga!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun