Yohannes Christian John atau dikenal dengan nama Cris John, lahir di Banjarnegara 14 September 1979, yang dulu juga merupakan atle Wushu bagi kontingen Indonesia di ajang SEA Games. Mengawali karirnya di ajang tinju di stasiun televisi swasta, dan mencatatkan satu pertandingan epik, ketika mengalahkan Almarhum Muhammad Alfaridzi, dimana sempat dipukul jatuh di awal pertandingan, Cris John mampu bangkit dan meng-KO Alfaridzi pada ronde ke-12. Setelah memenagkan gelar juara PABA, Â kemudian mulai menjalani karirnya di level internasional.
Gelar juaranya diawali pada saat perebutan gelar interim kelas bulu WBA dengan menghadapi Oscar Leon pada 26 September 2003, namun kemudian disahkan karena regulasi yang berlaku dalam dunia tinju. Cris John mempertahankan gelar juaranya selama 10 tahun dengan rekor 18 kali mempertahnkan gelar juara, sebelum pada partai terakhirnya di-KO oleh petinju asal Afrika Selatan, Simpiwe Vetyeka, setelah menyerah di ronde keenam dari 12 ronde yang dipersiapkan.
Akhirnya Cris John mengakhiri karirnya dengan catatan 48-1-3, dengan 22 kemenangan KO/ TKO. Setelah kekalahan tersebut, Cris John memang tenggelam, karena setelah kekalahannya dia pensiun dari dunia tinju. Sekarang Cris John mendalami dunia politik dengan bergabung dengan salah satu partai politik, dan maju dalam kontes Pemilu Legislatif tahu 2019, meskipun gagal lolos ke parlemen.
Petinju asal Rusia, Maxim Dadashev adalah petinju yang benr-benar "tenggelam" setelah kekalahan pertamanya, karena dia meninggal dunia pada kekalahan pertamnaya tersebut. Menghadapi Subriel Matias asal Puerto Rico pada saat perebutan gelar juara kelas Welter Junior versi WBC-NABF, Dadashev mengalami kekalahan TKO pada ronde ke-11, dimana dia tidak mampu melanjutkan pertandingan di ronde ke -11. Sempat bisa berjalan meninggalkan arena, namun akhirnya meninggal di rumah sakit. Dadashev meninggal pada usia yang belum genap 29 tahun, dan memiliki rekor 13-1-0, dengan 11 kemenangan KO/TKO. Rusia pun kehilangan salah satu bakat terbaiknya di dunia tinju.
Demikian adalah petinju yang tenggelam setelah mengalami kekalahan pertamanya, oleh karena alasan usia, meninggal dunia, dan juga karena inkonsistensi. Setiap orang memiliki perjalanan hidupnya masing-masing, apa yang terjadi tidak perlu disesali, apabila ada kegagalan itu adalah untuk menjadikan kita jadi lebih baik. Ingat untuk tetap selalu menjaga kesehatan, taati peraturan Pemerintah selama pandemi Covid-19, dan tetap semangat, Salam Olahraga!Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H