Menjadi pelatih bola dan memberikan tropi bagi klub yang diasuhnya tentu saja merupakan pencapaian yang bisa dibanggakan. Dengan memberikan tropi, biasanya seorang pelatih akan mendapatkan kontrak baru dengan gaji yang lebih tinggi. Bahkan beberapa diantara pelatih yang berhasil tersebut biasanya akan mendapatkan "lamaran" dari tim-tim besar, terutama tim-tim besar yang ambisius dan haus gelar. Sebagai contoh Chelsea yang 2 kali memboyong pelatih FC Porto, yaitu Jose Mourinho pada musim 2004-2005 setelah membawa FC Porto menjuarai Liga Champions Eropa 2003-2004, dan kemudian Andre Vilas Boas yang membawa FC Porto juara Liga Europa 2010-2011, dan pindah ke Chelsea pada musim berikutnya.
Akan tetapi ada juga beberapa pelatih yang justru dipecat setelah meraih tropi bersama dengan anak asuhnya, ada yang langsung dipecat, ada pula dipecat hanya beberapa bulan setelah meraih tropi, dan dengan alasan yang beragam. Berikut adalah daftar nama pelatih yang berprestasi, lalu dipecat:
1. Juup Heynckes (Liga Champions Eropa 1997-1998)
Pelatih asal Jerman kelahiran 09 Mei 1945 ini pernah melatih Real Madrid pada musim 1997-1998, dimana saat itu Real Madrid masih diperkuat oleh Pedrag Mijatovic dan Raul Gonzales. Saat itu Heynckes direkrut dari Tenerife setelah dianggap cukup sukses dengan membawa tim semenjana tersebut finish di peringkat 9 pada musim 1995-1996. Pada musim 1997-1998 Heynckes membawa Real Madrid menjuarai Liga Champions Eropa dengan mengalahkan Juventus 1-0 lewat gol tunggal Pedrag Mijatovic. Namun Heynckes tetap dipecat, karena Presiden Real Madrid saat itu Lorenso Sanz dianggap tidak sabaran, diantaranya karena Real Madrid finish di urutan ke empat pada La Liga musim 1997-1998, di bawah Real Sociedad. Padahal waktu itu Real Madrid baru saja meraih tropi yang mereka rindukan selama 32 tahun, dimana terakhir kali menjuarainya pada musim 1965-1966.
2. Roberto Di Matteo (Piala FA 2011-2012, dan Liga Champions Eropa 2011-2012)
Roberto Di Matteo sebelumnya melatih West Bromwich Albion, dan kemudian direkrut pada musim 2011-2012 oleh Chelsea sebagai asisten pelatih bagi Andre Vilas Boas. Pencapaian Chelsea yang cukup parah waktu itu, termasuk dikalahkan Arsenal dengan skor 3-5 di kandang sendiri, dan rentetan hasil buruk tersebut membuat Vilas Boas dipecat pada maret 2012, dan digantikan oleh Roberto Di Matteo. Di bawah Di Matteo Chelsea tampil biasa-biasa saja di Premier League, namun tampil menggila di Liga Champions Eropa,diantaranya dengan menyingkirkan Barcelona dengan agregat 3-2 di semifinal. Namun permainannya dianggap menjemukan, walaupun meraih hasil efektif. Di partai final, mereka mengalahkan Bayern Muenchen di kandang mereka melalui adu penalti, setelah bermain imbang 1-1 di waktu normal hingga perpanjangan waktu. Kemenangan Chelsea ditentukan oleh penendang keenam mereka yaitu  Didier Drogba sukses menjebol gawang Manuel Neuer, sedangkan penendang terakhir  Bayern Muenchen, Bastian Schweinsteiger hanya membentur tiang gawang dari Peter Cech. Chelsea pun membuat rekor baru, yaitu gelar juara Liga Champions Eropa, meskipun di Premier League mereka finish di posisi kelima, namun mereka mendapatkan gelar domestik lain, yaitu Piala FA 2011-2012. Karena prestasi tersebut kontrak Di Matteo pun diperpanjang. Namun alih-alih mampu kembali meraih gelar juara, musim baru berjalan sekitar 3 bulan,di Matteo pun dipecat, penyebabnya diantaranya adalah karena Chelsea yang di awal musim sempat berada di puncak klasemen harus terlempar ke urutan ketiga, dan yang lebih utama adalah kekalahan 0-3 dari Juventus di babak grup yang membuat Chelsea hampir mustahil untuk lolos ke babak 16 besar. Roman Abramovich, sang bos yang memang sangat ambisius, memecatnya untuk digantikan oleh Rafael Benitez. Chelsea tersingkir dai Liga Champions, dan hanya berlaga di Liga Europa, namun mereka menjauarai kompetisi nomor dua di Eropa tersebut, setalah di final mengalahkan Klub Portugal, Benfica dengan skor 2-1.
3. Fabio Capello (Juara La Liga 2006-2007)
Pelatih asal Italia kelahiran 18 Juni 1946 ini direkrut dari Juventus, setelah Juventus diselimuti awan kelam yaitu kasus Calciopoli. Sebelumnya Capello juga pernah melatih Real Madrid di musim 1996-1997, dan meraih gelar juara La Liga pada musim tersebut. Kemudian kembali melatih Real Madrid pada musim 2005-2006, namun tetap dipecat pada akhir musim. Penyebabnya adalah tipikal permainan Fabio Capello yang tidak sesuai dengan keinginan presiden klub Florentino Perez, dan selain itu Real Madrid juga disingkirkan oleh Bayern Muenchen di babak 16 besar. Selepas meninggalkan Madrid, kemudian Capello melatih Tim Nasional Inggris selama periode 2007-2012.
4. Claudio Ranieri (Premier League 2015-2016)
Claudio Ranieri sukses membawa Leicester City membuat kejutan besar dengan membawa tim semenjana itu menjuarai Premier League 2015-2016, dengan Trio Jamie Vardy, Riyad Mahrez, dan N'golo Kante, dengan tambahan beberapa "pemain buangan" seperti Robert Huth dan Kasper Schmeichel. Tim asuhan Ranieri bermain impresif, dengan mampu melewati Arsenal, dan duo Manchester. Leicester pun berhak tampil di Liga Champions Eropa musim 2016-2017. Di pertengahan musim Ranieri dipecat, dengan alasan penampilan mereka di Premier League yang inkonsisten, dimana dalam 5 pertandingan terakhir selalu kalah dengan kebobolan 12 gol, dan tidak mampu mencetak satu golpun dalam 6 pertandingan terakhirnya. Pada bulan Pebruari 2017, Ranieri digantikan oleh Craig Shakespeare hingga musim berakhir.
5. Vicente Del Bosque (2 Liga Champions Eropa, dan 2 La Liga)
Del Bosque yang dulu merupakan pemain Real Madrid, dan kemudian melatih Real Madrid untuk kedua kalinya dalam kurun waktu 1999-2003. Tropi yang diraihnya terbilang membanggakan, yaitu 7 tropi, diantaranya adalah 2 gelar La Liga, 2 gelar Liga Champions Eropa, 1 Piala Super Eropa, 1 Piala Interkontinental, dan 1 Piala Super Spanyol. Del Bosque dipecat pada akhir musim 2002-2003, dan pada musim itu Real Madrid meraih gelar La Liga, namun tersingkir di semifinal Liga Champions Eropa setelah dikalahkan Juventus dengan agregat 3-4. Namun kegagalan di Liga Champions tersebut bukanlah penyebab pemecatan Del Bosque, namun lebih pada masalah internal klub. Waktu itu bukan hanya Del Bosque yang dipecat, namun juga sang kapten Fernando Hierro.
Demikian adalah pelatih yang berprestasi, lalu dipecat, karena beberapa alasan. Pada jaman sepakbola modern seperti sekarang tuntutan untuk meraih tropi menjadi tugas pokok bagi seorang pelatih, tidak ada tropi, maka akan semakin besar peluang dipecat. Sekian dari saya, apabila terdapat kesalahan dalam saya menyampaikan informasi dan dalam pengetikan, saya mohon untuk dikoreksi. Jangan lupa jaga kesehatan, dan salam olahraga!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H