Mohon tunggu...
Hanantyo Wahyu Saputro
Hanantyo Wahyu Saputro Mohon Tunggu... Guru - Rakyat Biasa

Guru di SMK Bina Taruna Masaran Sragen

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

"Metamorfosis" UFC (1993-2020)

1 Mei 2020   21:00 Diperbarui: 1 Mei 2020   21:11 896
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah anda termasuk penggemar olahraga "berkelahi"? Jika anda termasuk penggemar genre olahraga ini, maka tentu tidak asing atau bahkan termasuk fans ajang Mixed Martial Art (MMA) asal Amerika Serikat yaitu Ultimate Fighting Championship (UFC).

Ajang UFC saat ini identik dengan Conor Mc Gregor, Khabib Nurmagomedov, Israel Adesenya, Stipe Miocic, dan masih banyak yang lainnya, termasuk di sektor petarung wanita ada Amanda Nunes, Zhang Weili, Meisha Tate, dan lain-lain.

Di Indonesia sendiri sebelum ada One Pride MMA, sudah ada ajang serupa bernama TPI Fighting Championship (TFC) yang ditayangkan oleh TPI (sekarang MNC TV), yang berisikan petarung-petarung handal, ada yang sekarang  menjadi juri di One Pride MMA, yaitu Linson Simanjuntak, dan ada juga yang menjadi komentator, yaitu Aji Susilo.

Baik, kita kembali lagi kebahasan awal. UFC pertama kali digelar pada tanggal 12 Nopember 1993 di Denver, Colorado, Amerika Serikat, yang akhirnya dimenangkan oleh seniman Brazilian Jiu-Jitsu, yaitu Royce Gracie.

Namun ketika awal UFC digelar sangat berbeda dengan UFC sekarang ini, UFC pada awal pelaksanaan peserta diperbolehkan memakai seragam sesuai dengan disiplin bela diri masing-masing, bahkan Royce Gracie memakai seragam Brazilian Jiu-Jitsu lengkap dengan sabuknya.

Peraturan perterungan juga lebih brutal (namun tidak boleh mencolok mata, memukul/ menendang kemaluan, dan lain-lain), dalam peraturannya boleh menjambak rambut, menggunakan seragam beladiri dalam bertarung, dan juga memakai peralatan dalam disiplin beladirinya.

sebagai contoh Arthur "Art" Jimmerson memakai sarung tinju di tangan kirinya, dan tangan kanannya tidak mengenakan sarung tinju, dikarenakan Jimmerson adalah petinju dengan stance-nya adalah southpaw, dan hasilnya Gracie mengalahkan Jimmerson hanya dalam tempo 2 menit 18 detik melalui kuncian.

Begitu juga ketika menghadapi Kimo Leopoldo, seorang Gracie "sempat" menjambak rambut bagian belakang Kimo (yang memang agak panjang) hingga berdarah, setidaknya itulah yang saya lihat di televisi pada saat itu, ketika itu saya masih SMP, dan saya hanya melihat siaran ulangnya saja di salah satu stasiun televisi swasta.

Dan peraturan UFC lama tidak ada kelas, jadi misalkan seseorang dengan bobot 70 kilogram boleh bertanding dengan petarung dengan bobot 120 kilogram, dan tidak ada ronde dalam pertarungan, alias fight till end (benar-benar brutal ya, hehehe).

Kemudian sejak tahun 2001 UFC berubah pemilik dari sebelumnya dari Semaphore Entertainment Group (SEG) yang digawangi oleh Robert "Bob" Meyrowitz kepada Zuffa, LLC yang diprakarsai oleh Dana White (Bos UFC hingga sekarang). Setelah beralih kepemilikan peraturan-peraturan baru mulai dibuat, dan peraturan tersebut yang dipakai hingga sekarang.

Wasit sekarang lebih cepat tanggap, daripada sebelum diambil alih oleh Zuffa, karena wasit pada saat itu hanya bertugas memisahkan ketika salah satu petarung sudah "tap out" atau sudah keburu "penyok", seperti ketika pertemuan kedua antara Royce Gracie melawan Ken Shamrock pada tahun 1995, meskipun berakhir imbang setelah bertarung 36 menit, namun Ken Shamrock mendominasi, dengan pertarungan yang membosankan, setelah kurang lebih seperempat jam pertarungan dalam Mount Position dengan Ken Shamrock berada di atas.

Akhirnya pertandingan dihentikan dengan pertimbangan tidak ada progres, sehingga dinyatakan imbang. Mungkin apabila UFC sudah memiliki sistem penilaian seperti sekarang, Ken Shamrock akan menang dengan metode Decision.

Sudah 27 tahun sejak pertama kali dipertandingkan, tidak terasa UFC telah mencapai seri yang ke 248, dengan pertarungan utama perebutan gelar kelas menengah antara Israel Adesenya  melawan Yoel Romero, yang berakhir dengan kemenangan angka Israel Adesenya.

Sebenarnya UFC seri ke 249 sedianya akan dilangsungkan pada 18 April 2020, dengan salah satu pertarungan yang digelar adalah antara juara kelas ringan asal Rusia, Khabib Nurmagomedov melawan Tony "El Cucuy" Ferguson, namun karena pandemi COVID-19, Khabib pulang ke Rusia, dan tidak dapat bertanding.

Drama pun berlanjut, sudah kelima kalinya mereka gagal duel, kemudian ditunjuklah Justin Gaethje sebagai penggantinya, namun hanya berselang kurang lebih 8 hari dari malam pertarungan, Dana White selaku Bos UFC menunda pelaksanaan UFC 249, dikarenakan pemilik hak siar tidak menyetujui pertarungan ditengah pandemi COVID-19, meskipun sedianya dilangsungkan tanpa penonton dan dengan tempat yang dirahasiakan.

Sedianya UFC 249 akan dilaksanakan pada 09 Mei 2020 (tentu saja dengan beberapa peraturan di tengah pandemi COVID-19, termasuk protokol kesehatan yang sangat ketat), akan tetapi kelanjutannya bagaimana, kita tunggu saja.

Demikian sekilas ulasan saya tentang perjalanan panjang UFC dari pertama digelar hingga sekarang telah menjadi ikon MMA, bahkan ajang MMA terbesar di dunia. Semoga dapat bermanfaat, dan apabila ada kesalahan deskripsi, dan pengetikan saya mohon untuk dikoreksi. Salam sehat, jangan lupa bahagia, selamat beraktifitas!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun