Film Lokal saat ini bisa dikatakan sejajar dengan Korea maupun Jepang, bahkan jika kita telusuri lebih dalam justru Film Hollywood yang saat ini kekurangan ide. Dimana Film Hollywood saat ini lebih memiliki ide seputar Remake, Reboot, Sekuel, Live Action maupun Superheroes dengan CGI yang mantap. Saat ini yang menjadi barometer perfilman dunia adalah Asia termasuk India, Jepang, Korea maupun Indonesia.
***
Kembali ke pokok permasalahan awal, tulisan ini sebenarnya tidak membahas kebangkitan film Indonesia, melainkan penghargaan untuk film-film buruk Indonesia. Penghargaan film-film buruk sebenarnay bukanlah hal yang langka. Hollywood sudah terlebih dahulu menjalankannya dengan penghargaan Razzie Awards
Razzie Awards adalah suatu "penghargaan" yang diberikan sebagai pengakuan atas yang terburuk dalam industri perfilman di Amerika Serikat. Dicetuskan pertama kali oleh seorang Penulis Amerika, John J.B. Wilson pada tahun 1981.
Can't Stop The Music menjadi film pertama yang memenangkan Razzie Awards yang diadakan di kediaman John J.B. Wilson, Film -- film terlaris dunia tidak luput perhatian dari Razzie Awards bahkan film terbaik sekalipun Sebut saja Shalley Duvall yang mendapatkan penghargaan sebagai artis pendukung terburuk  bahkan dia bermain di film terbaik dan mencekam yaitu The Shinning atau sebut saja The Wallstreet yang mampu mengantar Michael Douglas sebagai aktor terbaik di tahun 1988 namun Daryl Hannah Justru mendapatkan penghargaan sebagai Artis Pendukung terburuk di Razzie Awards.
Lalu haruskah ada Razzie Awards di Indonesia ? jawabannya seharusnya ada ? Sebab hal ini bisa dianggap sebagai pengontrol perfilman Indonesia, sebab tak semua film terlaris merupakan film terbaik dan tak semua film yang mampu mendapatkan penghargaan Academy Awards dianggap sebagai film terlaris sepanjang masa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H