Mohon tunggu...
Priyo Setioko
Priyo Setioko Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger, Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis adalah seorang magician dan sering menulis berbagai macam artikel, pernah mendapatkan penghargaan di Adira Faces of Indonesia 2011 blog : www.setioko.web.id

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Siapkah PLN Menghadapi MEA 2016?

12 Januari 2016   12:58 Diperbarui: 12 Januari 2016   16:29 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Sudah banyak buktinya contoh teknologi 4G yang ternyata bukan buatan Jepang, tapi karya anak Indonesia, dan lain sebagainya. Kami bukannya tidak cinta Indonesia, tapi mohonlah dihargai tenaga kami dengan menggunakan teknologi buatan kami. Itu saja yang kami inginkan .
Jika ingin Indonesia mampu bersaing dengan Negara lain terutama saat MEA seperti ini, perhatian dari pemerintahlah yang kami inginkan. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang kreatif, Namun apa jadinya jika Pemerintah sendiri kurang menghargai. Jangan heran jika kami lebih memilih mencari nafkah di negara lain.

Menurut penulis, Cobalah PLN mulai menggunakan pembangkit listrik buatan anak bangsa, Untuk masalah Dana kami selalu membayar tepat pada waktu. Dan berusaha untuk mengurangi tunggakan.

Buat para pembaca lainya MEA atau AEC bukanlah sesuatu yang harus kita takutkan, banyaknya tenaga kerja dari Cina atau mungkin suatu saat Buruh dari India atau Jepang atau mungkin Negeri Paman Sam datang ke Indonesia bukanlah momok yang menakutkan bagi kita.

Hal ini sebagian sudah terjadi, dan ini merupakan keinginan dari Global Trade 2020. Pertanyaannya Sudah Siapkah kita menghadapi itu semua ? MEA dimulai sejak 31 Desember 2015. Efek domino yang terjadi adalah banyaknya smartphone Made In China yang terjual bebas di negara kita, dan banyaknya tenaga kerja asal negeri Tiongkok / Cina yang bekerja sebagai buruh di Indonesia. Meski mereka tak bisa berbahasa Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun