Mohon tunggu...
Priyo Setioko
Priyo Setioko Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger, Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis adalah seorang magician dan sering menulis berbagai macam artikel, pernah mendapatkan penghargaan di Adira Faces of Indonesia 2011 blog : www.setioko.web.id

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tanggapan untuk Firman Bintang dan PPFI

30 Juli 2015   23:47 Diperbarui: 12 Agustus 2015   04:07 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pun begitu dengan film cinta yang lebay dan dibuat tidak sesuai dengan hati nurani. Biasanya juga anjlok saat tayang di Tanah Air.
Apakah anda ingin melarang pemutaran film Hollywood di Indonesia, Jika iya, pernahkah anda belajar tentang kisruh 2011 yang lalu. Mengapa Bioskop sepi ? Sebuah blunde jika anda menginginkan kembali.

Jujur, Film Indonesia ini mendapatkan perhatian dari masyarakat terbukti sangat sulit mencari Bajakan via download di internet untuk sebuah film Indonesia. Tapi betapa banyak link film Import yang merajalela di tanah air. Anda juga harus berfikir mengapa film Hollywood tayang lebih awal daripada Jepang, jawabannya Bajakan. Indonesia terkenal sebagai negara dengan penduduk yang Egois dan itu saya rasakan didalam diri saya sendiri, Pak.
Film Drama biasanya kurang mendapatkan perhatian di tanah air.
Seharusnya film dengan genre seperti ini dikurangi.. contoh Maggie meski itu film Barat. Tapi karena genre Drama maka film ini kurang penontonnya, atau film Serena. Sayangnya film Indonesia akhir-akhir ini juga di dominasi sama Drama. Yang laris biasanya bersifat Religi Islam dan ditonton oleh Ibu-ibu pengajian.

Film Indonesia biasanya laris pada saat Lebaran. Sedangkan film Hollywood laris pada saat Summer movies. “Hanya pada saat Summer saja” sedangkan selain Summer biasanya film Indonesia merajalela. Penonton juga lumayan.

Penonton Indonesia suka akan film Indonesia dengan genre yang anti mainstream contoh laskar pelangi dimana saat itu film – film Horror sex merajalela Laskar Pelangi muncul sebagai pahlawan oase, atau belajar dari akhir 1990-an dimana muncul petualangan sherina. Film ini beredar ditengah banyaknya film-film Panas Tanah air. The Raid muncul di tengah banyaknya film bergenre Religi. Dan masih banyak lagi.

Jika anda ingin film Indonesia maju, maka seharusnya PPFI juga membaca isi hati penonton untuk moviegoers / pembuat film Indonesia. Dan bukan dengan cara mengabaikan artikel tersebut..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun