Dengan segala cobaan yang dilalui, Yusuf tetap menjadi sosok yang sabar yang membawanya menjadi pemimpin yang amanah dan teladan. Kepemimpinan Yusuf berdasarkan dalam Al-Qur'an Surah Yusuf sebagai pemimpin yang memiliki kebijaksanaan yang luar biasa, kemampuannya dalam menyelesaikan masalah dan keadilan kepada rakyatnya. Yusuf adalah seorang pemimpin yang pandai, amanah, adil, berilmu dan pantas untuk menjadi dasar keteladanan sebagai pemimpin dalam konteks sosial politik islam. Dalam Surah Yusuf kepemimpinan Yusuf dijelaskan dalam beberapa aspek yang menjadikan Yusuf adalah sosok yang menjadi teladan dalam kepemimpinan dalam konteks sosial politik Islam.
Ketabahan dan kesabaran Yusuf dalam menghadapi cobaan yang diberikan kepadanya adalah satu yang patut dicontoh. Meskipun dihadapkan dengan berbagai cobaan hidup seperti pengkhianatan, Yusuf bukanlah orang yang membalas dendam, melaikan memberikan mereka yang salah kesempatan untuk bertaubat dan memperbaiki perilaku mereka. Sikapnya yang pemaaf  mencerminkan kepemimpinan yang bagus dijadikan teladan.
Setelah dibebaskan dari penjara Yusuf tak lama kemudian diangkat menjadi bendahara negara Mesir oleh raja. "Dia (Yusuf) berkata, 'Jadikanlah aku pengelola perbendaharaan negeri (Mesir). Sesungguhnya, aku adalah orang yang pandai menjaga (amanah) dan sangat berpengetahuan." (Yuusuf: 55). Dengan semua wawasan yang Yusuf miliki seperti menafsirkan mimpi raja, mengetahui tantangan yang terbentang dihadapannya. Dia meminta untuk diberi tanggung jawab sebagai bendahara negeri. Sebagai Pemimpin, Ini menunjukan bahwa Yusuf adalah orang yang mengetahui cara menyelesaikan masalah dan bisa menjaga dan melindungi dengan baik apa yang telah menjadi tanggung jawabnya. (Qadhi, 2021)
Kedudukan Yusuf yang awalnya menjadi tahanan lalu menjadi menteri, seseorang yang paling kuat di negeri Mesir setelah raja. Yusuf menjadi pemimpin yang disukai dan dipercaya oleh rakyatnya karena program kerja Yusuf yang dinilai efisien dalam menyelesaikan masalah yang ada. Yusuf mendapatkan semua ini, kekuasaan, kajayaan, kekayaan, kedudukan adalah karena logika kebenarannya dan ketakwaannya kepada Allah SWT. dan ketika Yusuf menjalankan kewajibannya sebagai menteri, ia tetap menjadi seseorang yang rendah hati, amanah, dan sabar karena Allah mengingatkan bahwa semua ini berumur pendek.
Pemimpin yang efektif adalah seorang pemimpin yang memiliki sifat sifat berikut; 1) memiliki motivasi, 2) personalitas, 3) kredibilitas, 4) percaya diri, 5) intelegensi, 6) menguasai permasalahan, dan 7) pengawasan diri (As-Suwaidan). Dengan begitu kepemimpinan Nabi Yusuf bisa dikatakan sebagai pemimpin yang efektif karena Dia memiliki sifat-sifat berikut dalam kepemimpinannya. (Andriono)Â
Memiliki Motivasi
Menurut tafsiran Hamka, Nabi Yusuf adalah seorang pemimpin yang memiliki motivasi yang besar dalam menggunakan kedudukan dan kekuasannya untuk menggerakan rakyatnya dalam mencapai tujuan bersama (Hamka, 2000).
Personalitas
Nabi Yusuf adalah seorang yang bisa dibilang lebih kuat daripada raja karena beliau mengendalikan pasokan pangan negeri. Dimana dalam masa jabatannya Yusuf mengumpulkan semua cadangan makanan berkebutuhan dasar dan disimpan untuk masa paceklik yang akan datang. (Qadhi, 2021, p. 123)
Kredibilitas (Jujur dan Amanah)