Mohon tunggu...
Adhityo N Barsei
Adhityo N Barsei Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger

Orang sering kesulitan memahami apa yang saya sampaikan. Mungkin lewat tulisan saya bisa memberikan pemahaman lebih sederhana

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ekonomi Kreatif, Kekuatan Baru dalam Menyambut Bonus Demografi

15 September 2021   07:20 Diperbarui: 15 September 2021   07:30 1308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Media Indonesia

Artinya, pelaku usaha indonesia sudah mulai perlahan menyasar berbagai bidang usaha dalam mengoptimalkan kekayaan intelektual. Penduduk usia produktif dapat masuk ke dalam 17 subsektor ekonomi kreatif dalam mengembangkan kekayaan intelektualnya dan melahirkan produk berdaya jual tinggi. Dalam Temu Kreatif Nasional 2015, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa " saat ini adalah eranya ekonomi kreatif, bukan berbasis komoditas lagi. 

Era ekonomi kreatif harus menjadi tulang punggung ekonomi indonesia". Keseriusan pemerintah pada 5 tahun terakhir ini dinilai tidak main - main. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno beberapa kesempatan menyampaikan bahwa berdasarkan data Focus Economy Outlook 2020, ekonomi kreatif menyumbang sebesar Rp1.100 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sepanjang tahun 2020. Ekonomi kreatif benar-benar mendorong masyarakat indonesia untuk berdaya saing dan dapat membantu serapan tenaga kerja dalam menghadapi bonus demografi. 

Lalu kebijakan apa yang sebaiknya dilakukan pemerintah? Bonus demografi datang lebih awal, kebijakan tidak boleh asal.

Investasi Pendidikan

Dalam human capital theory, pendidikan merupakan modal utama dalam mengoptimalkan potensi-potensi yang menjadi nilai tambah (produktivitas) dan memiliki nilai ekonomi. Teori ini sukses diterapkan di Jepang dan Korea Selatan dimana ekonomi kreatif menjadi penggerak utama perekonomiannya. 

Negara tersebut menginvestasikan sdmnya melalui sektor pendidikan dengan menganggarkan belanja negara lebih besar dari sektor lainnya. Tidak hanya pendidikan sektor formal, pendidikan sektor seni budaya, film, musik, animasi, design, dan IT justru menjadi fokus dalam mengembangkan ekonomi kreatif. Diharapkan dengan pendidikan, penduduk usia produktif semakin banyak yang mampu mengembangkan produk bernilai rendah menjadi berdaya jual tinggi.

Riset dan Pengembangan

Riset dan pengembangan memiliki faktor krusial dalam mendorong ekonomi kreatif. Pemerintah juga diharapkan dapat mengambil bagian dengan menerapkan strategi yang jelas terkait pembangunan ekonomi kreatif berbasis riset dan pengembangan. Badan Riset dan Inovasi Nasional menjadi angin segar dalam mendukung inovasi dan pengembangan ekonomi kreatif. 

Diharapkan dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas penelitian di bidang ekonomi kreatif juga dapat dijadikan acuan bagi penyusunan kebijakan di bidang ekonomi kreatif hingga riset yang berkaitan dengan pengembangan atau peningkatan nilai tambah dan nilai jual.

Potensi ekonomi kreatif di indonesia sangat kaya sekali. Beragam suku, bahasa, budaya tradisional itu semua merupakan aset/kekayaan intelektual yang memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi. Panorama gunung, lautan dan sumber daya di dalamnya juga sangat bisa dikelola dan dimanfaatkan oleh penduduk usia produktif. Ide, gagasan dan inovasi harus mampu dieksekusi secara maksimal dengan dukungan kebijakan dari pemerintah dan stakeholders lainnya.

Apakah ekonomi kreatif mampu menyambut arus bonus demografi? Bisakah Indonesia seperti Korea Selatan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun