Mohon tunggu...
Adhityo N Barsei
Adhityo N Barsei Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger

Orang sering kesulitan memahami apa yang saya sampaikan. Mungkin lewat tulisan saya bisa memberikan pemahaman lebih sederhana

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ekonomi Kreatif, Kekuatan Baru dalam Menyambut Bonus Demografi

15 September 2021   07:20 Diperbarui: 15 September 2021   07:30 1308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada 2030-2040, Indonesia diprediksi akan mengalami bonus demografi, yakni jumlah penduduk usia produktif (berusia 15-64 tahun) lebih besar dibandingkan penduduk usia tidak produktif (berusia di bawah 15 tahun dan di atas 64tahun). Menurut Bappenas, penduduk dengan usia produktif pada rentang waktu tersebut komposisinya 64% dari total jumlah penduduk indonesia yang diprediksi 297 juta jiwa. 

Hal ini tentu saja merupakan anugerah bagi bangsa indonesia untuk menyongsong Indonesia emas 2045. Mengapa Indonesia Emas 2045? Karena menurut OECD, tren ekonomi Indonesia diperkirakan akan tumbuh dan masuk jajaran empat besar secara global pada tahun tersebut dengan proyeksi PDB 8.89 triliun USD atau hampir 3 kali lipat PDB indonesia saat ini. Salah satu upaya untuk mencapai mimpi itu adalah dengan mengelola bonus demografi dengan baik.

kumparan.com
kumparan.com

4 negara diatas merupakan contoh negara yang sukses dalam memanfaatkan bonus demografi. Jepang mampu mengoptimalkan potensi sumber daya manusianya dengan berinovasi. Pasca perang dunia II, negara sakura tersebut mampu bangkit dengan memaksimalkan kekayaan intelektual penduduknya. Kemajuan sains dan teknologi membawa Jepang sebagai salah satu negara maju di dunia. 

Perusahaan besar dengan valuasi tinggi seperti Toyota, Honda, Softbank dan Hitachi mampu menembus PDB hingga 17.475 triliun USD. Korea selatan juga sukses dalam mengelola sumber daya manusia yang kreatif dan inovatif. Disamping geliat inovasi bidang industri elektronik yang pesat, industri kreatif seperti K-POP dan K-Drama berhasil menjadi salah satu penopang perekonomian korea. 

Menurut Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan Umar Hadi menjelaskan, perekonomian Korsel saat ini tidak lagi pada tahap mengandalkan industri manufaktur, melainkan sudah masuk ke sektor jasa, industri kreatif, dan digitalisasi (Kompas). Negara-negara tersebut melihat ekonomi kreatif sebagai peluang yang berkontribusi besar pada pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran suatu negara dengan mengoptimalkan kekayaan intelektual sumber daya manusia.

Melihat contoh negara-negara di atas, dengan adanya bonus demografi bukan berarti perekonomian suatu negara juga otomatis tumbuh dengan sendirinya. Berdasarkan hasil sensus penduduk 2020 yang dilakukan oleh BPS, Indonesia saat ini sudah mulai memasuki masa bonus demografi. 

Penduduk usia produktif menurut hasil sensus adalah 70,72%. Ekonom INDEF, Bhima Yudhistira menuturkan bonus demografi bisa berubah menjadi bencana demografi, apabila RI tidak bisa memanfaatkan sumber daya manusia usia produktif (CNN Indonesia). Inilah yang menjadi tantangan pemerintah dalam menghadapi bonus demografi. Peningkatan kualitas SDM dan perluasan lapangan kerja perlu direncanakan sejak dini. Pertumbuhan penduduk angkatan kerja harus beriringan dengan penyerapan tenaga kerja. 

Brazil dan Afrika Selatan merupakan contoh negara yang gagal dalam mengelola bonus demografi. Kebijakan yang dilakukan pemerintah Brazil lebih memprioritaskan anggaran negara untuk program bantuan sosial dan pensiun dibanding penyiapan akses pendidikan, kesehatan dan infrastruktur lapangan pekerjaan. 

Sedangkan bonus demografi di Afrika Selatan justru menyebabkan meledaknya angka pengangguran. Pemerintahannya dianggap tidak inovatif dalam melihat pertumbuhan angkatan kerja dengan ketersediaan lapangan kerja. Afrika Selatan juga tidak mengoptimalkan kekayaan intelektual 53% generasi milenialnya dalam mendorong usaha di bidang UMKM dan ekonomi kreatif.

Sektor UMKM memiliki peran penting dalam kontribusi PDB Indonesia. Kemenkop UKM mencatat sektor UMKM pada 2018 menyumbang lebih dari Rp 8.500 triliun atau 57,8% pada PDB. Tercatat ada 64 juta unit usaha UMKM dan mampu menyerap 116 juta pekerja atau 97% dari angkatan kerja nasional. Data dari Bank Indonesia juga menyebutkan bahwa 70% dari sektor umkm merupakan pelaku usaha ekonomi kreatif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun