Sejatinya manusia memiliki kepribadian yang berbeda-beda satu sama lain. Kepribadian itu diiperoleh secara genetik maupun adaptasi lingkungan sekitar. Kepribadian yang berbeda-beda membuat kita bisa memahami perbedaan dan mengajarkan kita cara bersikap terhadap setiap orang.
Menurut Psikolog dari Swiss, Carl Jung mengatakan terdapat 3 kriteria umum pada manusia, yaitu Ekstrovert, Ambivert dan Introvert. Ekstrovert adalah kepribadian yang cenderung suka keramaian, dinamis, proaktif dan kerap menjadi pemimpin dalam sebuah grup.Â
Berbeda dengan ekstrovert, introvert memiliki kepribadian suka menyendiri, lebih nyaman berbicara 4 mata karena pemalu dan cenderung dipimpin dalam sebuah grup. Kemudian ada kepribadian ambivert, dimana kepribadian dimiliki oleh orang yang sedikit introvert dan ekstrovert. Meskipun memiliki kepribadian yang khas namun orang introvert tidak begitu diunggulkan dalam kriteria mencari calon karyawan suatu perusahaan.
Tidak suka keramaian, bekerja individual, lebih memilih diam daripada menyampaikan pendapat di depan umum adalah hal yang tidak dibutuhkan perusahaan dalam seleksi kebutuhan karyawan. Meskipun begitu, introvert juga memiliki sisi positif dalam lingkungan sosial. Meskipun pendiam, introvert adalah orang yang peduli dan memperhatikan lingkungan sekitar secara detail.Â
Introvert suka memandang fenomena dan memikirkan dalam kepalanya mengenai fenomena/kejadian tersebut.  Mereka suka menganalisis kejadian tanpa disampaikan ke orang lain. Introvert juga lebih suka percakapan small talk dan indepth coversation. Oleh karena itu, mereka terkenal sebagai good listener dan penyimpan rahasia yang baik dalam pertemanan.Â
Teman-temannya menjadikan mereka sebagai ladang percurhatan karena melayani dan membantu orang dengan sepenuh hati. Golongan ini sebenarnya lebih terbuka dalam mengekspresikan pengalaman atau ide melalui sebuah tulisan. Tulisan bagi mereka adalah media yang nyaman dan membuat mereka percaya diri.
"Quiet people have the loudest minds." -Stephen Hawking
Pada umumnya, dalam bersosialisasi introvert sulit untuk mengungkapkan sesuatu bahkan sering tidak tersampaikan dengan baik. Oleh karena itu menulis adalah media yang bisa dimanfaatkan golongan introvert dalam merangkai idenya sehingga dapat dipahami orang lain.Â
Pendiam, suka ketenangan, bekerja sendiri, namun imajinatif adalah faktor-faktor yang menurut penulis bahwa menulis adalah sarana yang cocok bagi introvert dalam mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya. Kemampuan melihat dan memahami lingkungan sekitar, menangkap suatu kesimpulan mereka bisa torehkan pada sebuah tulisan. Seperti kutipan Stephen Hawking diatas, introvert memiliki ide brilian dan lantang terdengar.
J.K. Rowling adalah salah satu penulis yang memiliki kepribadian introvert. Dalam kesuksesannya dalam menulis Buku " Harry Potter", selama menulis dia sering menyendiri dan berimajinasi sehingga lahirlah buku yang sudah diadopsi industri perfilman. Kemampuan introvert dalam berkreasi lewat imajinasinya sehingga melahirkan novel fiksi adalah anugerah dari sang pencipta. Dengan menulis, suara introvert akan lebih lantang terdengar.
"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian." -Pramoedya Ananta Toer
Kutipan diatas adalah dorongan bagi introvert agar bisa menyadari bahwa menulis dan tulisan merupakan potensi terbesar mereka. Meskipun pendiam dan tidak eksis dalam dinamika kelompok, bukan berarti ide dan gagasan introvert tidak bisa didengar. Tulisan adalah suara hati, pandangan bahkan perubahan bagi introvert.Â
Mereka bisa saja menjadi influencer dengan tulisan-tulisan yang dapat menginspirasi kehidupan banyak orang melalui hasil kontemplasi dan pengamatannya terhadap lingkungan sekitar.
So, have you wrote today, the introverts?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H