Jaman now, penggunaan sosial media makin gencar-gencarnya. Setiap tahun pertumbuhannya semakin meningkat pesat. Peningkatan itu juga berbanding lurus dengan peningkatan penggunaan perangkat seperti smartphone, pc, desktop dan tablet. Dampak yang diberikan sosial media pun juga memiliki kontribusi besar terhadap penikmat sosial media baik dampak positif maupun negatif. We Are Social melansir, 5 platform terbesar di dunia seperti facebook, whatsapp, youtube, instagram dan tumblr menjadi media favorit pengguna. Pemanfaatan sosial media sangat beragam dimulai dari update aktivitas seperti instastory, vlog, bisnis online, telecommuting, kampanye hingga menjadi social media influencer. Pemanfaatan media sosial jika tidak dilakukan dengan bijak akan menimbulkan dampak negatif seperti fenomena hate speechdan berita hoax.
Belakangan ini sosial media melahirkan para social media influencer yang memberikan citra positif terhadap dampak sosial media. Menurut bitebrands.co Social media Influencer adalah orang yang memiliki akun sosial media dan melakukan aktivitas di sosial media serta memiliki kemampuan mempengaruhi dan menginspirasi pengikutnya. Kebanyakan menggunakan media sosial seperti youtube dan instagram untuk memberikan informasi berupa pengalaman, fenomena dan pemikiran mereka dalam hal positif dalam bentuk video.
Social media influencer banyak ditemukan pada kalangan artis karena mereka telah memiliki figur positif dan banyak pengikut sehingga apapun kegiatan artis tersebut pasti akan dikuti oleh pengikutnya. Namun, tidak banyak sosial influencer yang memulai aktivitasnya lewat tulisan. Dibandingkan video, tulisan lebih efisien dan tidak perlu waktu lama untuk mengunggah dan mengeditnya. Tulisan lebih membuat kita lebih kreatif dan berpikiran terbuka. Tulisan merupakan warisan pemikiran yang bisa dibaca secara turun temurun. Warisan pemikiran pada era Sebelum Masehi, karya-karya Aristoteles, Socrates, Plato, tidak akan dapat ditelaah apabila tidak dituliskan secara mendalam.
Pertengahan Maret lalu (16/3) diadakan Seminar Online Writing Kompasiana yang diselenggarakan oleh Lembaga Administrasi Negara. Pada kesempatan tersebut Deputi Inovasi Administrasi Negara Tri Widodo W. Utomo mengatakan bahwa menulis memiliki potensi besar yaitu penulis dan tulisan itu sendiri. Menurut penulis sendiri, potensi tersebut akan memberikan kontribusi terhadap sebuah perubahan. Melihat potensi tersebut, sepertinya tulisan mampu memiliki pengaruh baik dan akan membawa perubahan yang cukup signifikan.
Sebenarnya, adanya media social dapat dijadikan sarana untuk menulis, namun belum banyak warganet yang menyadari akan hal itu. Kebanyakan, tidak dapat mengembangkannya karena hanya berpaku pada kalimat pendek dalam skala kecil di media sosial. We Are Social melansir, sebanyak 49% dari total populasi di dunia merupakan presentase pelaku media sosial dan total jumlah pelaku social media aktif sebesar 130 juta. Akan lebih baik apabila dapat keluar dari ruang lingkup tersebut dan membuat tulisan dengan tema dan penjabaran tentang suatu permasalahan beserta pandangan dan kesimpulan dari penulis itu sendiri.
Semoga dengan merubah kebiasaan menumpahkan ide/gagasan lewat media social menjadi sebuah tulisan atau artikel, nantinya akan memunculkan inovasi-inovasi baru yang dapat bermanfaat untuk aspek di bidang-bidang lain dan memberikan perubahan untuk kemajuan bangsa.
So, apa kalian siap untuk menulis?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H