Apakah Tuhan itu nyata?
Mungkin seperti itulah jika kita mencari tahu atau sangat ingin tahu tentang apa yang kita percayai. Sering terbesit dalam pikiran apakah keberadaan "Tuhan" itu memang benar-benar nyata.
Paham ketuhanan adalah pandangan atau aliran yang mengkaji sifat Tuhan, keadaan tuhan atau segala hal yang berkaitan dengan Tuhan. Argumentasi tersebut mengacaukan pemikiran dan nalar kita tentang seperti apa pemikiran kita terhadap Tuhan seperti apa yang kita percayai, dan kadang pernyataan tersebut dapat mengaburkan pandangan kita dan melunturkan keimanan atau kepercayaan kita. Pengetahuan tentang tuhan dan kesetiaan terhadap setiap Aturan-Nya merupakan dasar bagi tiap agama. Namun kesadaran manusia akan eksistensinya menggiring ia untuk melihat bahwa Keberadaannya dipengaruhi oleh pemikiran kita sendiri.
Bagaimana kita bisa percaya kalau Tuhan itu nyata, sedangkan kita belum pernah melihat wujud nyatanya? Bukankah segala sesuatu akan dianggap benar dan masuk akal setelah kita melihat wujud nyatanya secara langsung dengan mata telanjang kita?Â
Perspektif Islam dalam Mempercayai Tuhan
Dalam ajaran islam diajarkan kalimat "Laa illaha illa Allah". Penyusunan kalimat tersebut dimulai dengan peniadaan, yaitu"tidak ada Tuhan", kemudian baru diikuti dengan suatu penegasan "melainkan Allah". Yang berarti bahwa seorang muslim harus membersihkan diri dari segala macam Tuhan terlebih dahulu, dan yang ada dalam hatinya hanya satu Tuhan yaitu Allah Swt.
Sebelum turun Al-Quran dikalangan masyarakaat Arab, mereka terlebih dahulu menganut konsep Monoteisme. Allah sebagai tuhan mereka, Hal ini diketahui dari ungkapan-ungkapan yang mereka cetuskan, baik dalam berdoa maupun acara ritual lainnya. Dari fakta tersebut timbulah suatu pertanyaan apakah konsep ketuhanan yang dibawakan Nabi Muhammad? Pengakuan bahwa Allah ialah sebagai pencipta semesta menurut mereka ialah seperti tercantum dalam Al-Quran Surah Al-Ankabut ayat 61, sebagai berikut;
"Jika kepada mereka ditanyakan, "Siapa yang menciptakan langit dan bumi, dan menundukkan matahari dan bulan?Mereka pasti akan menjawab Allah"
Dengan begitu, seseorang yang mempercayai adanya Allah, belum tentu orang itu mengimani dan bertaqwa kepadanya.
Tuhan itu ialah sesuatu yang dipentingkan atau dianggap penting oleh manusia sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai Oleh-Nya
Pada akhirnya, semua pemikiran dan keingintahuan tersebut, kembali kepada diri kita sendiri bagaimana kita mempercayainya. Sebab setiap orang memiliki pemikiran dan pegangannya tersendiri tentang keberadaan Tuhan itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H