Mohon tunggu...
Mustyana Tya
Mustyana Tya Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis, jurnalis dan linguis

Seorang pejalan yang punya kesempatan dan cerita

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kuil Tertua hingga Puncak Tertinggi Skypark Observation Deck

7 April 2023   12:59 Diperbarui: 7 April 2023   13:12 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu etnis yang besar di Singapura adalah etnis India yang biasanya mereka berdiam di Little India. Ternyata mereka sudah menghuni negara jiran Singapura ini sejak perang dunia ke-2 loh lalu beranak pinak sampe lahirlah mereka sekampung Little India. Di tempat ini eksistensi orang-orang India dan Srilanka begitu kentara, bahkan ada loh bangunan tertua berupa kuil yang menjadi saksi bisa perkembangan etnis ini dari masa ke masa.

Saya punya kesempatan untuk nengok sebentar ke Kuil Sri Veeramakaliamman (namanya kudu dicopas takut salah). Jadi ceritanya sejak para imigran India ini datang mereka mendirikan kuil ini yang dipersembahkan untuk Dewi Penghancur Kejahatan atau Sri Veeramakaliamman. Kuil ini beda dari kuil Hindu lainnya yang pernah juga saya datangi karena lebih rame dan harus lepas sendal udah kayak masjid ya. Beda juga dengan kuil yang lainnya, kuil di sini dipagar-pagari per setiap patung dewanya. Bedanya lagi juga, di sini ada beberapa dewa yang ditempatkan di luar kuil menempel atau tidak di dinding kuil utama. Jadi para penyembah ini berdoa bisa di dalam dan di luar kuil utama. Saya sendiri sih kurang mengerti penempatan dewa-dewa di sini. Apakah memang seperti itu atau memang sayanya gak tau aja hahaha.

Saya gak mau berlama-lama di sini karena berasa risih juga seorang yang berjilbab masuk ke kuil Hindu berlama-lama sambil motret lagi. Yah, mau bagaimana lagi ya demi konten. Jadi memang saya ditugaskan untuk mengambil konten yang gak biasa di tanah Singapura pesanan klien. Sebenarnya bukan pesanan klien juga sih karena ittinerary yang saya buat itu semua hasil ide saya dengan harapan pembaca tahu sesuatu yang beda di Singapura. Saya langsung pesan Grab selepas keluar dari kuil. Untuk pesan Grab ini saya gak sembarangan, ini Singapura jadi gak bisa sesuka hati (menurut saya) untuk lokasi pick up. Jadi saya harus ikutin titik hijau di aplikasi, tempat  Grab bisa pick up saya tanpa saya harus menjelaskan tempatnya.

Kali ini saya menuju Skypark Observation Deck di Marina Bay Sand. Kamu pasti tahu kalau pernah lihat Singapura atau pernah ke sini ada ikon perahu melayang di atas gedung. Nah di sana lah saya menuju. Sungguh kesempatan yang langka dan wow banget, tujuan saya ke sini bisa di approve sama klien hehehe. Kalau gak dibayarin  mahal juga ke sini tiketnya bisa Rp 400 ribuan. Nah untuk ke sini kita harus masuk dulu ke area hotel Marina Sand. Saya sendiri sempet nyasar hahaha karena bingung harus masuk dari mana. Apalagi kayak aneh aja gitu kucluk kucluk sendiri di area yang udah jadi Asian Crazy Rich ini. Lalu sampai di hotel kita harus menunjukkan tiket kita kalau saya kemarin diurus kantor semua lewat Klook jadi tinggal di scan aja tiket elektroniknya.

dok pribadi
dok pribadi
Nah kita dibawa deh ke lantai 56 ternyata ada beberapa lantai lagi di atasnya yang merupakan restoran fancy dan juga infinity poolnya. Wah gila sih. Di area ini kita juga bisa foto studio sayangnya cuma ada toko kecil yang jual air mineral dan snack yang harganya mahal. Jadi memang bener tuh harus bawa dari bawah. Saya sengaja memilih waktu peralihan sore menuju malam supaya bisa kelihatan perubahan warna kota dari atas ini. Jadi di beberapa sisi disediakan teropong dan juga informasi mengenai gedung tertentu yang dianggap ikonik di Singapura.

dok pribadi
dok pribadi
Sayang belum lama di sini hujan langsung mengguyur Singapura dan gak ada atap di sini jadilah semua orang berbondong-bondong masuk ke dalam. Ah... sial dua kali saya gak dapet sunset makanya jangan akhir tahun lah ke sini hujan terus. Saya pun terpaksa nunggu di dalam lebih lama sampai dinilai udah aman walau masih gerimis. Gak enak banget payungan di sini bener dah. Saya pun mengamati para pengunjung yang foto dengan berbagai pose mulai dari berdiri sampai tiduran tapi saya jadi sedih karena gak ada yang fotoin saya.

dok pribadi
dok pribadi
Mana gak ada orang Indonesia, saya pun rada malas untuk bertegur sapa dengan traveler atau orang Singapura di sini yang mukanya jutek-jutek abis. Sampai saya ketemu bapak tua orang Korea yang kayaknya dari desa karena mukanya lebih ramah dan senyum langsung aja saya samperin buat minta difotokan. Tapi ya namanya udah tua begitu dah fotonya apa adanya hiks. Kasian lah kalau traveling sendirian itu, mau minta dia ngulang foto tapi kok gak enak.

Sinar matahari semakin redup apalagi diterpa hujan dan malam dimulai. Lampu-lampu mulai dinyalakan. Nah inilah momennya night city di Singapura yang ternyata cakeup banget apalagi bagian Garden by The Bay oh god lucu banget difoto dari atas itu. Tapi saya kembali gak bisa berlama-lama di sini karena ada janji dengan teman dan saya masih ada hutang spot lagi yaitu jembatan yang dekat dari sini. Besoknya saya bakalan jelajah galeri seni sampai museum nasionalnya Singapura. Penasaran kayak gimana, tungguin terus ceritanya


Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun