Sama seperti anak-anak, ibu-ibu ini pun tak kalah ramah dan sering senyum. Sambil mengunyah sirih, mereka mengajak ngobrol kami hingga "cekrek" si Rian tiba-tiba candid potret kami. Hal yang sungguh di luar kelaziman. Kenapa nih bocah tiba-tiba begini, padahal di perjalanan sebelumnya cuek abis, jarang ngobrol dan suka pergi sendiri.Â
Lalu, dia juga yang mengajak saya berfoto sendiri. "Mau difotoin ga kak, di sini bagus". Satu dua detik saya harus mencerna keanehan gelagat Rian. "Oh, ok" kata saya dan karena masih sibuk mencerna kelakukan Rian, foto saya jadi aneh gitu.Â
Keramahan Rian ini terus berlanjut ke destinasi selanjutnya. Hingga saya dan juga yang lain menyadari mungkin Rian ikut merasa menyesal karena kita tidak mendapatkan Kelimutu. Suatu penebusan dosa, mungkin hahaha.
Dari desa Wologai kami menuju destinasi selanjutnya yaitu Manulalu. Tempat ini sebenarnya penginapan yang berada di kaki gunung Inerie dan dikelilingi bukit-bukit.
Di depan penginapan ini memang bisa dimasukin untuk umum, jadi kawasan ini mempunyai taman bunga yang cantik dan berwarna warni. Jadi kamu tinggal beli tiket aja dan sudah bisa menikmati spot-spot instagramable di sini.Â
Cantiknya lagi, dari sini kita bisa melihat betapa mempesonanya Inerie yang berdiri gagah melihat kita. Plusnya lagi, kabut sudah turun saat kami datang dan berkumpul tepat di bawah Inerie, wah keren banget lah.Â
Apalagi kamu bisa banget seharian di sini karena kawasan ini lumayan luas dengan kontur bukit yang naik turun. Namun sayangnya kita gak punya waktu banyak, karena harus langsung menuju Bajo.
Dari sini, Rian yang masih terlihat bersalah, menyarankan kami buat singgah sebentar di persawahan yang mirip jaring laba-laba atau spider web.Â
Kata Rian, sebenernya ada beberapa tempat di Ruteng yang punya lokasi seperti ini, namun karena kita mencari yang paling dekat ya tempatnya di Bajawa ini.Â