Selain birokrasi, mereka juga harus rajin ke dokter untuk operasi ganti kelamin dan ke psikolog. Nah bagian ke psikolog ini yang rasa susah, ya gimana mereka kodratnya kan sudah ditentukan dari sananya trus milih. Otomatis ada bagian rasa terdalam yang secara alami menolak. Sebut aja, waktu mereka harus mengubah penis mereka menjadi kelamin wanita. Mereka juga harus minum hormon esterogen atau testoteron terus-terusan. Makanya banyak di antaranya menyerah. Makanya sebelum memutuskan ini mereka selalu dibimbing sama psikolog apakah siap dengan perubahan itu. Beda kan sama Indonesia yang sebagian besar yaudah klo mau ganti ganti aja ga ada proses sedemikian rumit kayak gini.
Saya sendiri jadi sedih, meringis membayangkan penis dibelek trus jadi vagina :( tapi sekali lagi pilihan dan seyogyanya sejak kamu lahir itu kamu sudah jadi versi terbaik dari diri kalian ya gak! Ini ilmu tentang manusia yang gak akan saya dapatkan di bangku pendidikan dan cuma bisa dirasai dari banyaknya pengalaman traveling dan bertemu orang.
Sehabis dari Pattaya kami pulang larut malam dan besok paginya kami mampi ke wat wat di Thailand dan kembali pulang. Cerita lainnya di sini.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H