Mohon tunggu...
Mustyana Tya
Mustyana Tya Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis, jurnalis dan linguis

Seorang pejalan yang punya kesempatan dan cerita

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Perahu Oleng Kapten! Hampir Tenggelam di Laut Halmahera

17 Mei 2021   16:11 Diperbarui: 17 Mei 2021   16:17 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pulang dari liputan itu, saya berinisiatif untuk dapat pergi ke tempat lain yang bisa dieksplorasi. Pegawai bank menunjuk suapaya kita menyeberang ke satu pulau yang katanya punya pasir putih yang bagus. 

Setelah nunggu sangat lama menjelang sore kami baru berangkat ke pulau tersebut. Inilah bagian gak enaknya, karena kami menumpang katingting alias perahu motor yang asepnya nauzubillah! Ngepul, item dan bikin sesek saya yang ada di belakangnya. Duh elah. 

Kira-kira waktu ke sana kurang dari 1 jam tapi ternyata di tengah laut ombak mengobang ambingkan kami sampai serasa air laut hanya beberapa senti dari muka saya.

Beberapa kali adrenalin kami naik, gegara perahu oleng ke kanan ke kiri. Apalagi dengan bunyi kayu yang berderak derak membuat saya kelepasan berteriak. "Ah Awwww Ahh Aww" mendung mulai menggelayut. 

Cuaca benar-benar tak bersahabat. Gerimis pun datang. ya Allah! Segala doa sudah saya panjatkan tetapi si kutukupret dua laki-laki di depan saya malah cengar cengir. Dia pikir itu lagi main roller coster ya sembari angkat-angkat tangan. 

Saya tahu sebenernya mereka juga takut tapi menyembunyikan saja. Kami pun benar-benar mematung tak bergerak karena takut menyalahi keseimbangan dan bikin kapal rapuh ini bener-bener terbaik. Akhirnya, pak kapten yang juga kelihatan cemas menyarankan kita untuk kembali ke kapal. Apa? sudah sejauh ini!

Tapi dia bilang perahu ini gak ada lampu jadi dia harus kembali ke Madopolo sebelum gelap. Kalau memaksa harus ke pulau itu khawatir ga bisa pulang. Kalau dipaksa pulang berbahaya karena bisa nabrak apa saja gegara gak ada lampu. 

Akhirnya kami pasrah, ikut aja mau pak kapten meski mikir juga sih kami sudah sejauh ini melewati ketakutan, dan keluar uang banyak sampai Rp 1 juta buat sewa perahu ini. Hiks... Tapi daripada dipaksain. Sebenernya sih, harusnya kami disediakan perahu yang lebih layak sihh... kenapa gak sih...

Dokpri
Dokpri
Sampai kembali ke kapal induk, saya disambut senja yang sebenernya gak bagus-bagus amet tapi entah kenapa, siluet yang diciptakan tuhan ini sedemikian keren karena latarnya laut lepas gitu. Hwow banget kan! 

Saya yang hobi fotografi langsung membidik objek-objek keren termasuk diri saya sendiri wkwkwk... Tetap saya butuh rekan untuk membantu saya foto, sebagai gantinya saya memotret dia dengan tidak mengecewakan tentu saja. Dan dia semangat banget dapat foto-foto keren dari saya.

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Lepas foto, sembari menunggu gelap, saya berbincang dengan pak Kapten kapal besar kami. Asap yang mengepul dari bakaran ikan tidak mengganggu kami, justru kami malah betah duduk santai di tepi laut. 

Saya kala itu menanyakan asal muasal kapal ini, ternyata kapal ini buatan Amerika, pernah disewa untuk operasi kilang minyak. Kapal ini kian menarik, saat saya duduk bersama sang kapten keesokan harinya. Ternyata begitu dua bekerja, sigap, cermat, dan benar-benar pantas disebut dengan sang Captain.

Apalagi saat mengarungi Saketa, kami mula-mula dipandu kapal kecil untuk bisa melewati jebakan karang yang bisa membuat perahu besar kami kandas. Mirip-mirip orang lagi parkir lah. Lucu!  Pun pas di tengah laut, tiba-tiba kapan oleng ke kanan dan kiri dengan sangat esktrem yang bikin kami sama sekali ga bisa berdiri dan berjalan normal. Wah parah banget. 

Semua awak dan staf berbaring, sembari menahan gocangan. Saat itu, saya langsung ke luar dan berbaring di dek luar untuk menghirup udara segar, minum antimo dan memejamkan mata. Wah saya gak pernah ngalamin ini sebelumnya. Gimana kalau kapalnya kecil. 

Katanya ombak bisa sampai 6 meter. Gila sih. Tapi saya bisa melewati ini tanpa Jackpot! hahaha.... sebenernya saya pernah hampir jackpot waktu saya bangun tidur tiba-tiba perahu bergerak tak karuan tapi setelah melahap bakso langsung deh seger lagi. Alhamdulillah!

Segitu dulu ceritanya! Nanti lanjut ke pulau berikutnya, Saketa dan Sali yang dikelola asing, kok bisa! Cerita lainnya di sini. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun