Saya kala itu menanyakan asal muasal kapal ini, ternyata kapal ini buatan Amerika, pernah disewa untuk operasi kilang minyak. Kapal ini kian menarik, saat saya duduk bersama sang kapten keesokan harinya. Ternyata begitu dua bekerja, sigap, cermat, dan benar-benar pantas disebut dengan sang Captain.
Apalagi saat mengarungi Saketa, kami mula-mula dipandu kapal kecil untuk bisa melewati jebakan karang yang bisa membuat perahu besar kami kandas. Mirip-mirip orang lagi parkir lah. Lucu! Â Pun pas di tengah laut, tiba-tiba kapan oleng ke kanan dan kiri dengan sangat esktrem yang bikin kami sama sekali ga bisa berdiri dan berjalan normal. Wah parah banget.Â
Semua awak dan staf berbaring, sembari menahan gocangan. Saat itu, saya langsung ke luar dan berbaring di dek luar untuk menghirup udara segar, minum antimo dan memejamkan mata. Wah saya gak pernah ngalamin ini sebelumnya. Gimana kalau kapalnya kecil.Â
Katanya ombak bisa sampai 6 meter. Gila sih. Tapi saya bisa melewati ini tanpa Jackpot! hahaha.... sebenernya saya pernah hampir jackpot waktu saya bangun tidur tiba-tiba perahu bergerak tak karuan tapi setelah melahap bakso langsung deh seger lagi. Alhamdulillah!
Segitu dulu ceritanya! Nanti lanjut ke pulau berikutnya, Saketa dan Sali yang dikelola asing, kok bisa! Cerita lainnya di sini.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H