Mohon tunggu...
Mustyana Tya
Mustyana Tya Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis, jurnalis dan linguis

Seorang pejalan yang punya kesempatan dan cerita

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Terseok-seok di Bukit Jelajah Rini Soemarno

15 Maret 2021   13:04 Diperbarui: 15 Maret 2021   13:08 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Pribadi

Penjelajahan dari air terjun tak terdeteksi Google diakhiri dengan mampir ke salah satu perkumpulan warga di kaki Gunung Manoreh. 

Mereka diberdayakan oleh salah satu Bank BUMN untuk bisa mandiri secara ekonomi. Jadi mereka diberikan pelatihan. Salah satunya membuat anyaman dari pandan duri. 

Saya baru tahu ada pandan berduri hahaha.. tapi beneran tajam lho. Saya selalu senang melihat para ibu-ibu bener-bener bisa kreatif tanpa bergantung dengan penghasilan suami yang cuma berladang. Esok pagi kami sudah melek jam 5 pagi untuk bisa lihat sunrise di Tebing Gondopurowangi. 

Tapi kita kesiangan akibat saling tunggu sana sini sampai akhirnya baru jalan sekitar jam 6 pagi. Apesnya lagi ada longsor sehabis hujan sehingga kita gak bisa lewat. 

Terpaksa lewat jalan lain yang lebih kecil dan sedikit masih gelap. Dan bruk.... mobil rombongan di depan kami nyungsep keluar jalur. 

Duh, ampun gimana mau lihat sunrise nih yak. Udah pasrah gak kekejar. Akhirnya kami keluar mobil ternyata warga di sana sudah sigap bahu membahu mendorong mobil ke jalur semula. Alhamdulillah berhasil. Asiknya di kampung itu kekeluargaan dan tolong menolongnya masih kental jadi jangan takut kenapa-kenapa juga.

Saya pikir lokasinya sudah dekat ternyata kita harus treking lagi selama 30 menitan dengan kondisi jalan becek dan penuh belukar plus naik-naik ke tebing, Oh my god. 

Untungnya matahari sudah nongol jadi penglihatan kami bisa maksimal gak kebayang kalau kami bener ke sini pagi-pagi buta. Itu namanya mengancam jiwa.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Untungnya lagi udara sejuk langsung menelusup ke paru-paru jadinya kerasa pagi itu seger banget meski keringet terus mengucur karena kelelahan. 

Jalan di antara belukar ini pun gak bisa berdua harus sendiri-sendiri karena sempit pas naik tebing pun kita harus pegangan ke akar-akar pohon supaya enggak tergelincir. 

Saya juga tertegun dengan penduduk desa yang mengantar kami karena mereka kuat dan gesit banget dengan bawaan banyak. Mereka membawa sarapan dan minum kami.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Sampai juga akhirnya dan hwaaaa.... keren banget. Kabut masih menyelimui hamparan pepohonan yang begitu hijau plus ada pemandangan dua gunung tertinggi di jawa yaitu merbabu dan sumbing. 

Wah mantep abis. Saya langsung cekatan ambil kamera rekam sana sini potret sana sini sekaligus potoin orang.

 Kebetulan juga kami membawa influencer artis yang para petualang cantik dan dia sangat menikmati banget, sekalian aja saya senter buat testimoni wkwkw. 

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Kami pun mulai sarapan nasi goreng plus telor ceplok dan air teh hangat yang akhirnya membasahi tenggorokan. Disitu diceritakan kalau tempat yang sungguh sulit dijangkau dan baru dikembangkan ini pernah ditengok menteri BUMN Rini Soemarno. 

Tak tanggung-tanggung rini membawa para dirut buat treking. Wah gila dalam pikiran saya gimana tuh bapak-bapak dirut jalannya dengan medan lumayan susah ini. 

Apalagi mereka gemuk dan udah tua juga. Trus langsung ngikik juga karena bagaimanapun perintah bos harus dilaksanakan kan walau masuk ke kandang singa. 

Tapi ternyata dijelaskan kalau pas beliau2 itu naik semua jalan becek dan licin yang tadi kita lewatin tadi dialasi papan jadi mereka ga kena belok belokan dah tuh. Oalah pantesan, tapi patut diacungi jempol juga bisa naek sampai sini meski katanya pada ngos ngosan juga hahaha.

Lagi khuyuk dengar cerita tentang bu Rini tiba-tiba entah kenapa serempak beberapa orang di kelompok kami mules mules.... weits ada apa ini. Saya sudah lihat seorang berjaga menutupi temannya untuk menyempungkan hajat dari ketinggian. 

Tak sampai situ ternyata mereka bergantian. Yang lain juga ternyata sudah mules dari semalam. 

Teman-teman yang harga dirinya masih tinggi gak mau buka celana dan merelakan dirinya kepada alam. Hahaha.... bahkan beberapanya udah pucet. 

Akhirnya sepanjang perjalanan pulang satu demi satu menyerah dan menyumpet di pepohonan di balik batu hahaha... saya melihat mereka prihatin sekaligus menatap penuh ketegangan karena menahan tawa wkwkwkw...

Akhirnya semua menyimpulkan kalau semalam semua salah makan termasuk saya. Siapa sih biang keroknya? SAMBAL!! emang sambal semalam enak banget tapi entah kenapa saya gak telalu mantap menyantapnya cuma coal coel aja. 

Akhirnya alhamdulillah bebas dari sakit perut. Jika yang lain menyerah pada alam, beberapa teman saya ngacir dengan kekuatan super untuk bisa segera keluar dari hutan dan ke penginapan. Sungguh melihatnya saja sudah sengsara gitu. Mereka pucat pasi dan keringat dimana-mana. 

Biasanya mereka ga mau buang hajat di lokasi selain karena takut karna ga ada air, gitu katanya, Meski udah gak sanggup jalan mereka yang gak mau deh buang hajat di hutan. Ini sih kocak banget. Cerita lainnya di sini. 


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun