Ada rumah khas dayak besar dengan beberapa kios kecil penjaja souvenir di depannya. Anak-anak dayak berlarian, sejumlah wisatawan langsung minta foto termasuk dia. Tapi saya dicolek untuk tidak memberikan uang karena takut berebut. Kalau mau berikan uang ke anak yang paling besar nanti dia bagikan. Oke.Â
Oia klo masuk kalian dikenai tiket Rp 15 ribu untuk pertunjukan selama 2 jam. Beberapa wisman dari China pun datang menyaksikan. Sebelum pertunjukan kami dipertontonkan dua lelaki yang sedang pemanasan memainkan musik khas dayak hingga tibalah waktunya pertunjukan dimulai setelah musik eksotis nan riang itu.
Ada MC yang memperkenalkan soal Dayak yang berasal dari nenek moyang harimau, lalu tradisi mentato dan sebagainya. Namun Dayak tidak lagi animisme mereka sekarang sudah banyak memeluk katolik sehingga banyak tradisi yang sudah ditinggalkan juga.Â
Ada 13 tarian yang akan dibawakan oleh para penari asal Desa Pampang, mulai dari aki-aki sampai bocil umur 5 tahun hahha.Â
Pertama kita disajikan tarian perang dari aki-aki yang sudah tua tapi berani dia bawa-bawa golok hahah serem. Tarian khas dayak ini selalu diseratai teriakan melengking, entah itu penanda hitungan atau apa saya pun tak tahu.Â
Mereka bener-bener menawan dengan tarian gelumai. Eits tapi... di betisnya ada tato dayak. Wihh serem juga. Lambaian tangan mereka dengan bulu-bulu burung membuat saya hampir lupa penerbangan saya.Â
Langsung deh meluncur dengan hati berat. Saya pun meninggalkan tempat pertunjukan meski belum selesai. Lain kali harus balik lagi ke sini karena tarian primadonanya belum keluar haaaaa... kesel! Cerita lainnya lihat di sini ya.Â
Â