Lalu dia tertawa dan dia ulang-ulang lagi. Terkesan rasis bukan. Lalu di sambung dengan pertanyaan yang lainnya seolah-olah dia gak suka orang China.
Saya tahu dia tahan amarah dia mungkin klo gak udah berantem tuh di kapal. Untung juga si pacarnya menenangkan. Muka saya berubah ketus ingin rasanya saya labrak si orang lokal tak tahu diri itu. Gilak! gimana tempat lu mau maju pariwisatanya kalau mental lu masih rasis!Â
Saya pun miris sekaligus kasihan dengan pemuda China itu Kasihan karena liburannya harus ada pengalaman pahit begini makanya selepas kapal bersandar ingin rasanya saya minta maaf atas perlakuan orang kami.Â
Tapi niat saya urung, selain karena saya ribet nurunin koper teman-teman saya. Saya pun merasa tak enak hati. Pokoknya mood saya seketika menjadi gelap.Â
Kepahitan kami belum berakhir, saat kami kesulitan mencari penginapan yang kami pesan.Ternyata jauh di pelosok sana. Dan jreng-jreng apa yang kami lihat soal penginapan kami. MEMBAHAYAKAN. kenapa? nanti deh ceritanya pegel nih. Â Videonya bisa dilihat di sini. Â Ceritanya di sini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H