Mohon tunggu...
Mustyana Tya
Mustyana Tya Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis, jurnalis dan linguis

Seorang pejalan yang punya kesempatan dan cerita

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mengejar Matahari Tenggelam di Malang Pakai Ngebut

3 November 2020   17:13 Diperbarui: 3 November 2020   17:23 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri
dokpri
Sebelumnya, saya juga pernah makan beragam bakso bakar, salah satunya di jalan pahlawan yang rasanya B aja. Kalau ini pedesnya endes dan ada yang kuah juga. Bihunnya yang biru (aneh) bisa diambil sepuas-puasnya juga hehehe dan karyawan di sini welcome banget kita rekam sana sini. Oiya harga baso bakar yang tusuknya segede gaban ini dihitungnya per butir. Basonya ukuran sedang lah ada yang urat ada yang biasa, harganya Rp 30 ribuan per tusuk isi 15. 

Pantai Goa China

Perjalanan selama 2 jam pun dimulai, kami sempat tertidur sebentar lalu bangun saat kami sudah berada di tengah dataran tinggi. Jalan menanjak pepohonan makin rindang dam banyak ditemui orang-orang desa yang memikul rumput untuk pakan ternak. Benar-benar suasana desa banget. Tapi jangan sedih masih ada kok Alfamart hehehe...

dokpri
dokpri
Waktu sudah menunjukkan pukul 5 lewat, makin deg-degan takut gak dapet sunset apalagi belum memasuki kawasan pantai. Mobil pun makin ngebut, dan kita tetap kekeuh untuk melihat sunset di pantai Goa China yang terkenal lebih bersih dan sepi. Sebenarnya ada pantai-pantai yang lebih dekat sih tapi entah kenapa si driver berhasil meyakinkan kita untuk pergi ke Goa China aja sembari optimis waktu masih cukup. 

Memasuki kawasan pantai terbentang jalan yang mirip jalan tol yang mulus tapi sepi bukan kepalang. Sayangnya minim penerangan. Karena kita datang pas weekday makanya sepi banget dan jalanan lengang. Saya pun terus menyemangati si bapak supaya makin laju memacu mobilnya sembari memperhatikan posisi matahari hahaha.... dan pas sampai pantai Goa China ini ternyata masih masuk ke dalam lagi dengan jalan rusak. 

Hati ini makin deg-degan takut ngebut selama  2 jam sia-sia dan gak dapet sunset. Turun dari mobil kita pun lari-lari macem orang kesetanan. Hingga akhirnya kita pun tersenyum karena sunset merekah bulat sempurna. Memang senja tak pernah mengecewakan. 

Langsung deh cekrak cekrek dimana-mana mengabadikan sendunya senja kala itu. Suasana makin syahdu berkat suara deburan ombak, sejuknya angin yang membelai serta pasir yang terinjak lembut. Ahhh.. nikmat tuhan mana yg mau didustakan coba!

Seperti biasa, saya kalau sudah melihat ini kegirangan bukan kepalang. Lari-lari, loncat-loncat, meledek ombak lalu lupa kalau habis putus cinta hahaha...

Kita gak punya waktu banyak karna senja tak pernah setia dia selalu menenggelamkan pesonanya lalu berganti menjadi gelap. Kira-kira kita cuma bisa menikmati sekitar kurang dari setengah jam, sahutan azan pun menggema maka kami solat di toko mini yang menyediakan musala. Sebenarnya di sini benar-benar ada gua di atasnya yang juga jadi tempat ibadah umat Hindu. 

Ya, di sini banyak orang Hindu karena tersebar bermacam pura. Sukses mengingatkan saya pada seseorang hehehe... 

Kita pulang dengan gelap yang menyelimuti dan hanya ada lampu mobil temaram. Memang kalau dipikir rela banget habisin 2 jam perjalanan untuk sunset yang berlangsung ga lebih dari setengah jam. Tapi Masya Allah ya pesonanya berbekas sampai sekarang jadi saya rasa gak sia-sia perjalanan itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun