Mohon tunggu...
Mustyana Tya
Mustyana Tya Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis, jurnalis dan linguis

Seorang pejalan yang punya kesempatan dan cerita

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Solo Trip ke Bandung (2)

18 Juli 2017   13:29 Diperbarui: 18 Juli 2017   16:30 3848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi-pagi selepas kesibukan seminar sehari linguistik, saatnya refreshing-menyegarkan diri dari kesibukan sehari-hari. Menggendong tas ransel, gue langsung cus dari rumah sodara gue di Ujung Berung balik lagi ke Dipatiukur buat ke Dago Atas.

Tujuannya langsung mau ke Tebing Keraton. Sekitar jam 9 udah celingak-celinguk gimana caranya ke tebing sana yang katanya enggak ada angkot. Benar saja, untuk menuju Tahura harus pakai mobil pribadi, motor pribadi atau naek ojek. Tukang ojek sudah berjejer mau nganterin ke kompleks Tahura yang di dalamnya ada Tebing Keraton.

Karena enggak ada pilihan lain gue langsung nangkring ke motor si Akang. Di tengah-tengah jalan yang luamayan naek turun si Akang nawar mau anterin ke 5 destinasi; Tebing Keraton, Gua Jepang, Gua Belanda, air terjun Ciomas dan Bukit Bintang atau Bukit Moko dengan harga 120 ribu saja selama beberapa jam.Tadinya dipikir lumayan lah, tapi kalau kalian tahu bagaimana medannya kalian langsung teriak, Murah! 

Beneran murah karena untuk ke tempat-tempat itu susah banget kalau jalan naik turun gunung, jalan licin dan jauh. Sementara si Akang mau merelakan motornya teriak-teriak kesusahan gara-gara jalanan yang parah dan jauh itu. Bersyukur sih. 

Tebing Keraton

Tiket masuk Tahura sih sekitar 25 ribuan udah masuk semuanya. Oke langsung aja ya ke Tebing Keraton yang tersohor di media sosial itu. Sebenarnya Tebing Keraton itu lokasinya sempit dan yang jadi andalan foto ya cuma ujung tebingnya itu. Jadi kalau rame susah dapet fotonya. Untung gue dateng pas weekday jadi gak rame-rame banget Cuma kesadaran para pendatang buat buang sampah tuh rendah banget deh. Sebel!

Dan pas gue dateng si tebing lagi dipagerin biar gak terlalu ekstrem kalau mau foto. Padahal momen dan viewnya bagusan klo ga dipagerin, hasilnnya gue nekat loncat pager demi liat view dan dapet foto bagus. Dan ini enggak boleh ditiru, serius! Meskipun ada tali yang ngebantu kita naek lagi tapi jangan terlalu nekat ya guys, apalagi klo kalian enggak pengalaman.

dok.pribadi
dok.pribadi
dok.pribadi
dok.pribadi
Di sini puas-puasin deh ngirup udara yang seger banget, apalagi kalau kalian datang pagi-pagi katanya sih momen paling sakralnya pas sunrise tapi susah ya booo.... karena musti bangun pagi dan enggak ada angkot.

dok.pribadi
dok.pribadi

Air Terjun Ciomas

Melanjutkan perjalanan ke Curug Ciomas yang kata si ojek bagus. Gue pikir cuma sekilo-dua kilo jalannya tapi jauhnya parah banget. Udah gitu jalannya rada-rada licin dan rusak. Kasihan sih gue sama motornya yang terus meraung-meraung. Jarang orang yang ke sini karena akses masuknya jauh. Beberapa pelajar ketemu sih lagi pada istirahat, di tengah2 juga ada tukang ojek yang katanya kalau mau nganterin itu biayanya bisa berkali-kali lipat.Kalau jalan juga untuk masuk ke sini bisa 2 jam-an.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun