Mohon tunggu...
Tyas
Tyas Mohon Tunggu... Lainnya - ---

Hai! akun ini untuk berbagi tulisan teman-teman di komunitas yang saya ikuti ;)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menyoal Sengketa Pemilu, Potret Lumrah dalam Sistem Demokrasi

15 Mei 2024   03:30 Diperbarui: 15 Mei 2024   04:02 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Syariat Islam tegak di atas akidah yang lurus, bahwa Allah Tuhan Semesta Alam adalah pemilik hakiki kedaulatan. Allah Swt. tidak punya kepentingan atas kursi kekuasaan, melainkan menempatkannya hanya sebagai alat menegakkan Islam. Kepemimpinan dalam Islam bahkan berkonsekuensi tidak ringan. Dia akan menjadi sumber kehinaan dan sesalan jika tidak dijalankan sesuai aturan Allah swt.Tidak heran jika berburu kekuasaan bukan tabiat umat Islam.

Rasulullah saw. bersabda saat Abu Dzar meminta sebuah jabatan, "Wahai Abu Dzar, sesungguhnya engkau lemah dan sesungguhnya hal ini adalah amanah, ia merupakan kehinaan dan penyesalan pada hari kiamat, kecuali orang yang mengambilnya dengan haknya, dan menunaikannya (dengan sebaik- baiknya)." (HR Muslim).

Oleh karenanya, sudah saatnya para tokoh dan pejuang Islam mengonsolidasikan diri dalam gerakan perubahan hakiki ini. Lalu fokus dalam upaya mencerdaskan umat dengan Islam, agar Islam segera menjadi jalan kehidupan, dan kerahmatan akan menyelimuti seluruh alam.

Yakinlah bahwa umat yang cerdas dengan Islam tidak pernah akan mau diam ketika melihat kezaliman dan kemungkaran. Mereka pun tidak akan mau diajak curang hanya demi secuil uang. Mereka akan berjuang menegakkan kebenaran tanpa mau kompromi dengan kemungkaran.

Rasulullah saw adalah teladan terbaik dalam menggagas perubahan hakiki. Beliau sukses mengubah masyarakat Arab yang begitu rusak dan jahil menjadi masyarakat berperadaban mulia dan tinggi. Dalam perjuangannya, beliau konsisten memegang ideologi Islam dan menolak kompromi dengan segala bentuk kekufuran, meski berbagai bujuk dan rayuan beliau terima dari lawan-lawannya.

Beliau menapaki jalan perubahan yang alami, yakni mewujudkan kekuatan politik hakiki berupa dukungan riil massa dan sokongan para pemilik kekuatan melalui dakwah pemikiran. Beliau butuh waktu tidak sedikit dan pengorbanan yang tidak ringan karena berjuang dari hal yang paling asas yakni perubahan mindset dan kesadaran.

Mereka pun tidak sadar bahwa jalan demokrasi yang mereka tempuh tidak pernah sukses memenangkan Islam. Apa yang mereka lakukan justru membuat umat putus asa dan tidak percaya bahwa Islam bisa ditegakkan selain dengan berkompromi pada kekufuran.

Adapun mereka yang konsisten menyadarkan umat dengan Islam, tidak akan pernah kecewa karena amal mereka sesuai dengan yang dituntun syara. Mereka bahkan telah sukses mengasas benih-benih kemenangan karena pertolongan Allah hanya akan diberikan kepada mereka yang istiqamah memegang ideologi Islam. Sehingga perubahan hakiki hanya akan kita raih dalam satu intitusi negara yaitu khilafah  ala minhaj nubuwwah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun