Mohon tunggu...
Tyas
Tyas Mohon Tunggu... Lainnya - ---

Hai! akun ini untuk berbagi tulisan teman-teman di komunitas yang saya ikuti ;)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meningkatnya Kasus Anak Berkonflik Hukum, Alarm bagi Masyarakat dan Negara

14 Mei 2024   22:15 Diperbarui: 14 Mei 2024   22:45 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penulis: Wiwin

Hari ini kita banyak melihat, kasus-kasus kejahatan yang dilakukan oleh anak-anak. Sebut saja salah satunya adalah yang terjadi di Sukabumi. Seorang anak remaja terbunuh dengan pelecehan seksual sebelumnya. Mengagetkan ternyata pelakunya adalah seorang remaja, yang juga merupakan korban pelecehan seksual sebelumnya (Sukabumiku.id, 2 Mei 2024)

Meningkatnya kasus hukum yang dilakukan oleh anak-anak, merupakan alarm bagi Masyarakat dan negara. Menurut data direktorat Jendral Permasyarakatan Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia, terjadi peningkatan pada periode 2020 hingga 2023. Per 26 Agustus 2023 tercatat 2.000 anak berkonflik dengan hukum. Sebanyak 1.467 anak berstatus tahanan dan masih menjalani proses peradilan. Sementara 526 anak menjalani hukuman sebagai narapidana.

Fenomena tawuran atau bentrok antar kelompok, merupakan fenomena yang sering ditemukan pada anak. Kasus penganiayaan dan perkelahian banyak dilaporkan. Melalui KPAI diketahui, tindakan fisik dan kekerasan seksual paling banyak ditemukan, yakni 29% dan 22%. Tindak kekerasan seksual sering ditemukan di kasus hubungan seksual di luar nikah oleh anak di bawah 18 tahun. (KOMPAS, 29 Agustus 2023).

 Data dan fakta tersebut membuat kita terkejut , tindak kejahatan tidak hanya berlaku di kalangan orang dewasa melainkan juga di kalangan anak-anak. Hal ini harus menyadarkan bahwa lingkungan sosial kita tidak baik-baik saja, memiliki masalah serius yang harus kita tangani bersama. Dimulai dari mencari penyebab utama mengapa kejadian ini terjadi hingga menemukan solusi yang menyeluruh. Mengapa harus ditangani serius? Karena anak-anak merupakan cikal bala manusia dewasa yang akan membangun dan menentukan baik buruknya keadaan negara di masa depan.

Dalam sebuah teori psikologi anak Erikson ditemukan bahwa seorang dewasa, yang berperilaku menyimpang, merupakan hasil dari kegagalan dalam tahapan-tahapan usia perkembangan. Bowlby menyebutkan apabila anak gagal dalam masa pelekatan aman di masa kecil menyebabkan anak kehilangan rasa aman dan percaya kepada dirinya sendiri, serta sulit mengembangkan kemampuan berkomunikasi karena sulit mempercayai orang lain. Sehingga di masa dewasa sulit untuk memiliki identitas diri yang kuat dan kesulitan dalam hal keintiman bersama pasangan hidupnya kelak.

Kurangnya kelekatan di masa kecil juga mempengaruhi mereka dalam usia sebaya. Anak-anak yang kurang mendapat perhatian dan kelekatan kurang , cenderung terbawa arus dalam pergaulan di masa perkembangan dengan teman sebaya. Seringkali ikut dalam kelompok. Sementara, jika kelompok permainan mereka cenderung memberikan nilai-nilai negatif, maka anak akan mudah terpengaruhi dan membuta pola perilaku negatif.

Teori lain didukung dengan fenomena pengaruh sosial. Sebagaimana dikatakan oleh Le Vegotsky, bahwa anak belajar dari lingkungan untuk membentuk kepribadian. Orang tua yang dilihat, teman sebaya yang sering berinteraksi, dan nilai-nilai sosial yang dianut dan disetujui oleh lingkungan akan terinternalisasi. Maka, penting sekali untuk menciptakan lingkungan kondusif dengan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran yang akan menyelamatkan dirinya, sekaligus lingkungan.

Berdasarkan beberapa teori tersebut diketahui, bahwa butuh peran keluarga dan masyarakat untuk menghindarkan anak-anak dari pelaku kriminal. Ibu dikembalikan pada fungsi utama mengasuh, bukan dimaksimalkan untuk penggerak ekonomi seperti dikatakan di konvensi Internasional PBB pada hari perempuan tanggal 8 Maret 2024. Ayah difungsikan Kembali sebagai penanggungjawab keluarga, sehingga mulai merubah mindset tidak hanya orientasi uang atau pekerjaan, melainkan menjalankan kembali fungsi Pendidikan, disamping pemenuhan kewajiban terhadap nafkah. 

Seperti dalam Surat At Tahrim ayat 6 dikatakan, "Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka." Hal ini menjadi peringatan keras bagi para orang tua untuk semakin menjaga keluarga dari hal-hal yang mencelakakan. Karena kelak bagi seorang muslim akan ditanyai pertanggungjawaban di hari penghisban. Sayangnya hari ini banyak keluarga masih menjadi tempat tinggal bersama secara fisik, belum berfungsi secara ruh.

Selain dari temuan-temuan teori psikologi, ada temuan lain dari dalil hadist Rasulullah saw. "Perempuan adalah tiang negara, apabila dianya baik maka baiklah negara. Apabila dianya rusak maka rusaklah negara.  Hal ini sangat amsuk akal mengingat, perempuan merupakan pengasuh utama anak-anak. Maka jika perempuan rusak dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya, rusaklah generasinya.

Berdasarkan uraian di atas pula kita memahami peran lingkungan sangat berpengaruh. Sementara hari ini, faktanya lingkungan pun belum memiliki aturan nilai yang ketat sehingga mengizinkan semakin suburnya pelanggaran-pelanggaran sosial yang diinternalisasi oleh anak-anak; LGBT dibiarkan malah mendapat pelegalan dan pembiaran; Pacaran dikalangan remaja seolah diwajarkan; Percampuran laki-laki dan perempuan di berbagai aktivitas social tanpa batas; belum lagi beredarnya minukan keras beralkohol dan obat telarang semakin memperparah kualitas manusia hari ini.

Ada banyak sekali faktor penyebab mengapa hari ini kasus hukum di kalangan anak-anak terjadi. Dan ini sudah bukan masalah pribadi melainkan struktural.  Maka sebenarnya dibutuhkan solusi struktural pula untuk menanganinya. Perlu kita sadari, kehidupan kita hari ini sudah sangat jauh dari petunjuk-petunjuk agama. Dari sumber dalil Al Quran kita mengetahui bahwa, "Ya Tuhanku sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al Quran ini sesuatu yang dijauhi." Di surat Az Zukhruf dikatakan, "...dan barangsiapa berpaling dari pengajaran Allah yang Maha Pengasih (yaitu Al Quran) kami biarkan syaithan menyesatkannya dan menjadikan teman karibnya."

Disurat Thaha, ayat 124 dikatakan, Dan brangsiapa berpaling dari peringatan-Ku maka sungguh dia akan menjalani kehidupan yang sempit." Tafsir Al Quran Al 'Azhim menjelaskan, kehidupan yang sempit itu adalah dadanya sempit, gelisah, karena banyak permasalahan.

Mungkin kita perlu sadar. Banyaknya masalah hari ini karena kita sudah berpaling jauh dari agama dan quran. Maka sebagai kesimpulan, patutlah hari ini kita mulai kesadaran untuk kembali pada islam yang akan memberikan ketenangan. Karena islam memiliki seperangkan peraturan lengkap mengenai kehidupan keluarga dan sosial, maupun hukum dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan struktural di masyarakat, Wallahualam bishawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun