Berdasarkan PP No. 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas pasal 1 yang berbunyi : "Manajemen dan rekayasa lalu lintas adalah serangkaian usaha dan kegiatan yang meliputi perencanaan, pengadaan, pemasangan, pengaturan, dan pemeliharaan fasilitas perlengkapan jalan dalam rangka mewujudkan, mendukung dan memelihara keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas."
Rekayasa arus lalu lintas pada exit tol colomadu dilakukan karena adanya pemasangan girder pada underpass ngasem. Erection pada underpass ngasem (STA 0+500) yang merupakan jembatan untuk menghubungkan Jalan Tol Jogja-Solo dan Jalan Tol Trans-Jawa dilakukan pada bentang antara 2 pilar jembatan (pier) yang berlokasi diatas pertigaan exit tol Colomadu. terdiri dari 12 buah dengan berat 80 ton dengan panjang 40,8 meter.
Pelaksanaan erection girder dilaksanakan selama empat hari mulai pada tanggal 30 oktober sampai 2 november mulai pukul 22.00 hingga 04.00 WIB. Maka dari itu untuk rekayasa lalu lintas akan dilaksanakan selama 4 hari juga. Rekayasa lalu lintas yang dilakukan yaitu dengan penutupan dan pengalihan jalan sementara dengan cara membuat jalan alternative untuk kendaraan dari arah kartasura menuju boyolali maupun sebaliknya.
 Jadi kendaraan bermotor mulai pukul 22.00 sampai pukul 04.00 akan melalui Jalan Sawit hingga keluar di Simpang Tiga Pengging, Simpang Tiga Randusari atau Simpang empat Tegalwire, Mojongso. Tetapi untuk penutupan jalan yang dilaksanakan tidak ditutup total karena pada saat selesai pemasangan 1 girder jalan dibuka kembali sekitar 10-15 menit lalu ditutup kembali pada saat pemasangan girder dengan estimasi waktu 30-45 menit untuk pemasangan satu balok girder.
