Hari ini kau dapati banyak yang tersenyum,
Merekah gelak tawa,
Menebar cita,
Meluap do'a bahagia,
Mereka merayakan bahagiamu.
Kau tak bertanya aku dimana,
Namun aku berteriak keras menjawab,
Aku berdiri di kejauhan,
Merayakan mu juga,
Tersenyum untukmu juga,
Tapi sepertinya,
Dunia tak mau kau melihat.
Aku sadar,
Dalam hati kecilku aku sudah diingatkan,
Tanpa ada diriku,
Kau akan selalu baik-baik saja,
Kau takkan kekurangan senyuman,
Kau takkan kehilangan apa-apa,
Sebab ku minta padaNya banyak hal.
Jika hal buruk menimpa kita,
Kehilangan, kepergian, dan keraguan tiba,
Hanya aku yang akan menangis sedu berdarah-darah,
Meratapi kekalahan,
Menyalahkan diri,
Dan akhirnya,
Tak memiliki siapapun bersandar selain Tuhan.
Tapi tak apa-apa,
Tak ada yang menginginkan begitu, 'harapku',
Do'akan semesta mengeratkan peluknya pada kita,
Do'akan mantra bersama terlantun indah selamanya,
Do'akan saja.
Tuan,
Lagi-lagi ku rajut dirimu dalam bait indah,
Dalam sedih, kecewa, cemburu, dan nestapaku,
Begitu ikhlas aku mengingatmu,
Sekalipun tak sebaliknya,
Tak apa-apa,
Biar Tuhan yang atur.
Tuan sayang,
Cintaku,
Permata hatiku,
Selamat!
Hari ini kau hebat!
Ingin aku menepuk pundak mu,
Menjabat tanganmu,
Berdiri di sampingmu,
Tapi aku tak mampu.
Selamat, Tuan!
Kau sungguh hebat!
Kalau-kalau dirimu lupa,
Ingin aku ingatkan,
Dari dulu sampai selamanya,
Aku bangga.
"Semoga Allah mudahkan langkahmu selalu."
(Bantu "Aamiin" kan, agar aku dan Tuan bisa bersatu...)
