Samar samar angin bersuara.
Membunyikan alunan merdu ke telinga.
Memberi petunjuk arah pikiran.
"Wahai jiwa kurang syukur", baris pertamanya.
Tak jemu kah dirimu mengeluhkan?
Manusia mana lagi yang kau idamkan?
Iri hati bersebab ditipu dunia, usai kapan
Damai menjauh, air mata mu mendekat kian.
Alasan rayu setan kah tangismu tempo hari?
Mudah sekali jiwa mu terbuai.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!